TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin diskusi proyek kereta api di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Focus Grup Discussion Sosiolog Unhas ini digelar di Sandeq Ballroom, Hotel Claro, Jl AP Pettarani, Makassar, Kamis (11/8/2022).
Tema diskusinya "Pemetaan Peluang dan Tantangan Terhadap Program Strategis Nasional Moda Transportasi Kereta Api di Sulawesi Selatan".
Pengembangan jaringan jalur kereta api di Sulawesi bertujuan untuk menghubungkan wilayah/kota yang mempunyai potensi angkutan penumpang dan produk komoditas berskala besar.
Kereta api dinilai menggunakan energi yang ramah lingkungan serta mendukung pengembangan kota terpadu melalui pengintegrasian kota-kota di wilayah pesisir, industri, pariwisata, maupun agropolitan.
Keberadaan sarana transportasi kereta api diakui sangat penting dalam mendukung pembangunan nasional.
Menuju program Indonesia EmasĀ 2045, sistem transportasi yang handal sangat dibutuhkan sebagai pendukung roda penggerak ekonomi bangsa.
Sebagai keynote speaker hadir Dekan FISIP Unhas Phil Sukri dan Plt Dirjen Perkeretaapian (KA) RI Zulmafendi.
Keduanya membahas tantangan mewujudkan program strategi nasional moda transportasi publik di Sulawesi Selatan.
Phil Sukri menyebut ada beberapa tantangan dalam mewujudkan program ini.
Diantaranya adalah kebijakan nasional berhadapan dengan hak milik pribadi.
"Jadi program strategis nasional ini pasti dihadapkan dengan pribadi, misalnya ada pada pembebasan lahan," ujarnya.
Kemudian, tantangan lainnya proyek ini melibatkan empat kabupaten/kota.
"Tentunya setiap kabupaten/kota memiliki hak otonomi masing-masing," sambungnya.
Tantangan hak otonomi inilah yang saat ini dihadapi proyek pembangunan ini.