Meninggal di Kamar Kos

Misteri Kematian Haidir di Kamar Kos Parangloe Makassar, Keluarga Minta Polisi Ungkap Penyebab

Penulis: Muslimin Emba
Editor: Sukmawati Ibrahim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jabbar dan Juniarti saat memperlihatkan luka di wajah almarhum Haidir, anaknya yang tewas di kamar kos Parangloe, Makassar, saat ditemui di warkop Jl Sultan Alauddin, Rabu (6/7/2022) siang.  

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Misteri kematian Hadir Daeng Nojeng (31) supir tronton asal Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Ia yang ditemukan tewas di kamar kos, Kelurahan Parangloe, Kecamatan Tamalanrea, Makassar pada 8 Juni 2022 lalu.

Kematian Haidir dikabarkan gantung diri karena adanya seutas tali di sekitar lokasi.

Juga ada bekas jeratan tali di leher.

Namun, ayah-ibunya Jabbar (70) dan Juniarti (60) menolak dugaan gantung diri itu.

Ia curiga, anak ke enam dari delapan bersaudara itu tewas dibunuh.

Kecurigaan itu, lantaran terdapat luka lebam di wajah dan juga pergelangan tangan kiri diduga patah.

Selain itu, saat Jabbar tiba di kamar kos Haidir, ia mendapati putranya dalam posisi tengkurap, bukan dalam kondisi tergantung.

"Waktu saya tiba di kosnya, posisinya tengkurap di lantai, bukan tergantung," kata Jabbar ditemui, di warkop Jl Sultan Alauddin, Rabu (6/7/2022) siang 

Kabar tewasnya Haidir pertama kali diketahui Jabbar dari telepon perempuan berinisial K.

K adalah ponakan Jabbar alias sepupu satu kali Haidir.

Saat kejadian, K diduga berada di kos Haidir.

Sebab, kabar duka sampai ke Juniarti, melalui sambungan telepon K.

"Dia bilang, Mak, mati kakakku. Jadi saya bilang kakak siapamu, dia bilang Daeng Nojeng (Haidir) ku," kata Juniarti menirukan percakapannya dengan K.

"Terus saya bilang lagi, kau yang bunui? Terus dia (K) bilang, tidak, gantung diriki," ucapnya lagi.

Kejanggalan lain, saat Juniarti menanyakan alasan ia mengetahui Haidir meninggalkan dunia, tidak dijawab K.

"Saya tanya ulang, kenapa nutahu bilang mati? Berarti nulihatki? Terus dia (K) matikanmi hape (ponselnya)," ungkap Juniarti.

Hubungan Haidir dan K bukan sekadar kerabat dekat. 

Keduanya rupanya merajut hubungan asmara yang belakangan ini telah diketahui Juniarti.

Hubungan keduanya, sudah siap ke pelaminan. Namun, terkendala restu orang tua.

"Iya pacaranki memang, tapi tidak direstui karena sepupu satu kaliki," beber Juniarti.

Malam sebelum kabar meninggalnya Haidir terdengar, Juniarti mengaku sempat mendengar pertengkaran putranya dengan seseorang diduga K.

"Malamnya itu (Haidir) sempatji menelpon, tapi tidak ada suaranya, hanya suara kayak orang bertengkar ji saya dengar," ungkapnya.

Kehadiran K di kosan Haidir juga bukan hal asing bagi keluarga Juniarti.

Pasalnya, Hardianto (22) adik Haidir kerap mendapati K berkunjung.

"Seringji memang datang di kos. Biasa juga ikut di truk kalau kakakku keluar bawa truk," ucap Hardianto.

Kematian Haidir pun telah dilaporkan ke Polsek Tamalanrea.

Sang ayah, Jabbar berharap, polisi mengungkap penyebab pasti tulang punggung keluarga itu tewas. 

Begitu juga Juniarti, ibu yang mengandung dan melahirkan Haidir, berharap ada keadilan atas kematian putranya itu.

"Kami sekeluarga mencari keadilan!," tegas Juniarti dengan suara lirih. (*)

 

 

 

 


 

Berita Terkini