Halal, kata Agung, bermakna baik. Kemudian kata bi merupakan penghubung, dan halal selanjutnya juga bermakna baik.
"Jadi artinya jika sesuatu yang baik dipertemukan dengan sesuatu yang baik, akan menjadi lebih baik," kata Agung.
"Halal bihalal ini juga memberikan makna bahwa siapapun manusia itu, tidak mungkin mampu hidup secara sendiri-sendiri," tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia berbeda suku, bangsa, agama dan sebagainnya, tujuannya agar bisa saling melengkapi dan berinteraksi satu dengan lainnya.
"Kita diminta bersatu. Tidak bercerai berai. Itulah kenapa halal bi halal ini harus kita selenggarakan," katanya.
Dalam ceramahnya, Agung mengajak seluruh hadirin untuk melakukan tiga hal setelah halal bihalal itu.
Pertama, siapapun itu diminta untuk melakukan pendekatan kepada Allah tanpa sekat. Hadirkan Allah dalam aktivitas apapun yang dilakukan.
"Karena manusia hanya bisa merencanakan. Tapi Allah yang menentukan happy endingnya," katanya.
Kedua, kata dia, jadikanlah diri, kemampuan, jabatan, harta, dan ilmu sebagai jembatan kebaikan.
Di Indonesia, lanjutnya, sudah banyak orang pintar dan kaya. Tapi ilmu dan hartanya tidak dimanfaatkan dalam kebaikan.
"Gunakan pangkat, jabatan, ilmu, dan harta dalam kebaikan. Jangan sampai itu semua membuat kita lupa kepada Allah," katanya.
Ketika sudah dekat dengan Allah dan memanfaatkan harta serta ilmu dalam kebaikan, hal terpenting juga perlu dilakukan adalah menyambung tali persaudaraan.
"Tali persaudaraan itu bisa disambung melalui silaturahmi seperti halal bihalal sekarang ini," katanya.
"Mari kita bersaudara dari hati ke hati. Dengan seperti ini kita akan saling memahami ketika ada yang melakukan kesalahan," tambahnya.
Setelah acara tersebut berakhir, seluruh pegawai dan tamu undangan saling bersalaman. Lalu makam bersama. (*)