Sidang isbat pentuan awal Syawal 1443 H akan dihadiri sejumlah Duta Besar Negara Sahabat, Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Termasuk dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium.
Peserta lainnya adalah pakar falak dari ormas-ormas Islam, lembaga dan instansi terkait, Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag, dan pimpinan organisasi kemasyarakatan Islam serta Pondok Pesantren.
Namun, ada juga ormas menggelar Lebaran tanpa menunggu hasil sidang isbat, seperti An Nazir dan Naqsabandiyah.
An Nazir
Jamaah An Nazir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ( Sulsel ) telah memutuskan 1 Syawal 1443 H jatuh pada Ahad lusa.
Demikian disampaikan Pimpinan An Nazir, Ustadz Samiruddin Pademmui.
"Iya tadi ba'da Jumat musyawarah jamaah dan telah diputuskan 1 Syawal 1443 H jatuh pada hari Ahad 1 Mei 2022," ujarnya, Jumat (29/4/2022).
Menurutnya, hasil musyawarah tersebut telah ditentukan melalui perhitungan Jamaah An Nadzir Gowa.
Ustadz Samiruddin membeberkan jika pihaknya memiliki metode sendiri melihat dan memantau perjalanan bulan.
Dalam memantau perjalanan bulan, Jamaah Annadzir memiliki metodologi dan tata cara dengan menggunakan beberapa standar parameter.
Dia menyebut jamaah An Nazir mengandalkan tanda-tanda alam, seperti pengamatan pasang surut air laut dan mengamati perjalanan bulan.
Dia menjelaskan jika pihaknya mulai memantau bulan purnama 14, 15, 16.
Lalu tiga hari terakhir mulai tanggal 27 Mei, 28 Mei, dan 29 Mei 2022.
Kata dia, yang dilihat adalah jam terbitnya bulan di subuh hari di Timur dan juga melihat bayangan bulan dengan kain tipis.