Mengenal Hendropriyono Mertua Panglima TNI, Dulu Eksis Saat Karier Mentereng Tapi Kini Tak Berdaya

Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hendropriyono (tengah-baju biru tua) saat merayakan ulang tahunnya ke-73. Kini mertua Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa tersebut tak berdaya.

Keterampilan militer yang pernah diikutinya antara lain adalah Para-Komando, terjun tempur statik, terjun bebas militer (Military Free Fall) dan penembak mahir.

Pendidikan umum Hendropriyono menjadikannya sebagai sarjana dalam bidang administrasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara (STIA-LAN), Sarjana Hukum dari Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM), Sarjana Ekonomi dari Universitas Terbuka (UT) Jakarta, Sarjana Teknik Industri dari Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Bandung.

Ia juga meraih gelar magister administrasi niaga dari University of the City of Manila, Filipina, mendapat gelar magister di bidang hukum dari STHM dan pada bulan Juli 2009 dan meraih gelar doktor filsafat di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dengan predikat Cum Laude.

Pada 7 Mei 2014, ia dikukuhkan sebagai guru besar di bidang ilmu Filsafat Intelijen dari Sekolah Tinggi Intelijen Negara.

Hendropriyono menjadi satu-satunya dan pertama di dunia yang menjadi Guru Besar Intelijen

Karier militer

Adapun jenjang karier militer A.M. Hendropriyono yakni:

1968-1972 - Komandan Peleton Komando Pasukan Khusus TNI-AD di Magelang

1972-1974 - Komandan Kompi Prayuda Kopasandha (Komando Pasukan Sandi Yudha)

1981-1983 - Komandan Detasemen Tempur 13

1983-1985 - Wakil Asisten Personel Kopasandha merangkap sebagai Wakil Asisten Operasi

1985-1987 - Asisten Intelijen Kodam V/Jaya

1987-1991 - Danrem 043/Garuda Hitam Lampung

1991-1993 - Direktur D Badan Intelijen Strategis ABRI

1993-1994 - Direktur A Badan Intelijen Strategis ABRI

Halaman
1234

Berita Terkini