"Sampai sekarang otak pelaku tidak mengakui perbuatannya," kata Budi dikutip Tribun-Timur.com dari tayangan YouTube Kompas TV.
"Namun polisi bekerja bukan karena pengakuan seorang tersangka, kita yakini dari keterangan saksi dan tersangka lainnya, serta alat bukti yang ada. Kita meyakini bahwa otak pelaku mantan Kasatpol PP (Iqbal)," lanjutnya.
Baca juga: Bukan Uang Jasa, Ini Alasan Kasatpol PP Makassar Iqbal Asnan Beri Rp 85 Juta ke Penembak Najamuddin
Baca juga: Dendam Kasatpol PP M Iqbal Asnan Sejak 2020, Datangi Dukun hingga Bayar Polisi Tembak Najamuddin
Diketahui, motif di balik insiden penembakan adalah asmara atau cinta segitiga.
Budi menjelaskan, Kasatpol PP Makassar cemburu karena wanita ia cintai (RCH) juga disukai NS atau Najamuddin Sewang.
Iqbal Asnan tambah merasa tidak terima lagi apalagi NS menjadi pegawai Dishub Makassar berkat bantuan dia.
Sebagaimana diketahui, Iqbal dulunya adalah kepala Dishub Kota Makassar atau mantan bos NS.
"Hasil pemeriksaan kami disampaikan bahwa korban ini bisa menjadi petugas Dishub karena si tersangka. Karena dibantu tersangka, di perjalanan waktu, apa yang dicintai tersangka juga dicintai korban," jelas Budi.
Bahkan, Iqbal Asnan pernah memperingati NS untuk menjauhi sosok wanita tersebut.
"Rupanya korban tidak mendengar dan tidak memperdulikan sehingga muncul ide untuk menghabisi nyawa daripada si korban," imbuh dia.
Sempat Pakai Dukun Santet
Dari keterangan saksi, terungkap bahwa niat Iqbal untuk membunuh NS sudah muncul sejak 2 tahun lalu atau pada tahun 2020.
Sebelum eksekusi menembak, ternyata Iqbal Asnan pernah meminta bantuan dukun untuk mengancam nyawa NS.
Langkah tersebut dilakukan dengan menyuruh orang melempar sesuatu di depan rumah NS.
Namun, benda yang diperoleh dari dukun itu, kata dia, tidak mempan untuk membuat NS meninggal dunia.
"Otak pelaku ini (M Iqbal Asnan) menyuruh orang melempar sesuatu dari dukun di depan rumah korban, namun tidak mempan," ungkapnya.