TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) meningkat.
Peningkatan kasus terjadi pada triwulan pertama 2022 yaitu dari Januari hingga Maret.
"Sejauh ini jumlah kasus DBD 173 orang," kata Pengelola DBD Dinas Kesehatan Luwu Timur, Wardan, Minggu (3/4/2022).
Baca juga: Soal Jokowi 3 Periode, Kades di Luwu Timur Sangat Setuju
Baca juga: Masih Rendah, Baru 13.029 Warga Luwu Timur Sudah Divaksin Booster
Kasus tersebut hampir merata di 11 kecamatan di Luwu Timur.
Untuk daerah dengan kasus terbanyak terdapat di Wawondula, Kecamatan Towuti dengan 89 kasus.
Kemudian disusul Kecamatan Nuha dan Wasuponda dengan masing-masing 25 kasus.
Menurut Wardan, naiknya angka kasus DBD dipengaruhi beberapa faktor seperti cuaca dan siklus enam tahunan.
Adapun kasus DBD dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, pada 2018 jumlah kasus mencapai 104 kasus, 2019 tercatat 107 kasus.
Kemudian, 2020 mengalami penurun secara drastis dengan angka kasus 37 orang dan tahun 2021, 116 kasus.
Saat ini, pihak Dinas Kesehatan Luwu Timur turun ke masyarakat untuk melakukan sosialisasi pencegahan DBD.
Seperti satu rumah satu jumantik, pemberantasan sarang nyamuk dan budaya 3 M yaitu menguras, menutup dan mengurai sampah.
Untuk wilayah yang telah ditemukan kasus positif DBD telah dilakukan pengasapan nyamuk atau fogging untuk membunuh nyamuk dewasa.
DBD atau demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue.
Demam berdarah merupakan penyakit yang mudah menular.
Sarana penularan demam berdarah sendiri berasal dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus.