"Negara kita penghasil minyak, tetapi hari ini minyak goreng langka, hal ini menjadi ironi di masyarakat," katanya.
Minyak goreng, kata Sahrul, adalah kebutuhan sehari-hari masyarakat.
"Kita ingin keseriusan pemerintah menangani permasalahan ini," ujar mahasiswa beralmamater merah maroon itu.
Olehnya itu, massa aksi membawa lima butir tuntutan kepada Pemerintah Kota Parepare.
Yakni, mencari oknum penimbun minyak goreng baik individu atau kelompok.
Kemudian, menuntut pemerintah kota untuk melakukan upaya ketersediaan stok dan kestabilan harga minyak goreng.
Ketiga, massa meminta solusi kepada pemerintah terkait kelangkaan minyak goreng.
Keempat, menuntut Pemerintah Kota Parepare menjaga ketersediaan 9 bahan pokok jelang bulan ramadhan.
Terakhir, adanya keterbukaan informasi terkat harga eceran tertinggi minyak goreng.
Setelah melakukan aksi di jalan Jenderal Sudirman, mahasiswa bergeser ke kantor Dinas Perdagangan.
Massa aksi yang didominasi menggunakan sepeda motor itu di kawal ketat ke titik aksi oleh kepolisian.
Laporan kontributor TribunParepare.com/M.Yaumil