Headline Tribun Timur

Naik Pesawat Tak Perlu Tes PCR dan Antigen

Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Bandara Internasional Sultan Hasanuddin H-3 Tahun Baru 2022

Luhut menambahkan, event internasional di Bali selama masa uji coba tanpa karantina harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat sesuai dengan standar G20.

Selain itu, akan ada pengetatan protokol kesehatan dan penggunaan pedulilindungi di setiap tempat, akselerasi vaksin booster di Bali capai 30 persen dalam satu minggu ke depan.

"Jika uji coba ini berhasil maka akan berlaku pembebasan karantina bagi seluruh PPLN pada tanggal 1

April 2022 atau lebih cepat dari 1 April," pungkasnya.

Bandara Hasanuddin

Stakeholder Relation Manager Angkasa Pura I, Iwan Risdianto, mengatakan belum menerima surat edaran terkait hal tersebut.

"Saat ini kami masih menunggu surat edaran dari pemerintah," ujarnya saat dihubungi Tribun Timur, Senin malam.

Hingga surat edaran keluar, kata Iwan, pengelola Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar masih memberlakukan persyaratan terbang yang lama.

Aturan penerbangan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin yang masih diberlakukan hingga saat ini, pelaku perjalanan yang hendak terbang dari dan menuju Jawa dan Bali yang telah melakukan vaksinasi dosis pertama wajib menyertakan hasil tes PCR negatif 3x24 jam.

Sementara pelaku perjalanan dari dan menuju Jawa dan Bali yang telah melakukan vaksin dosis kedua atau lengkap, hanya perlu melampirkan hasil tes antigen negatif 1x24 jam.

Bagi pelaku perjalanan dari dan menuju wilayah luar Jawa dan Bali, yang telah melakukan vaksin minimal dosis pertama, bisa melampirkan hasil tes antigen 1x24 jam atau hasil tes PCR 3x24 jam.

“Jadi, kebijakan baru ini belum berlaku di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin,” ujar Iwan.

Kebijakan baru ini disambut baik oleh masyarakat Makassar karena bisa lebih meringankan biaya perjalanan.

Salah satu pengguna jasa transportasi udara, Alfiah Syariah, mengatakan dihapusnya syarat tes antigen maupun PCR bisa menarik animo masyarakat untuk kembali menggunakan moda transportasi udara.

"Sebelumnya kan kalau mau terbang harus PCR dan harganya cukup mahal. Hal itu tentunya menjadi tambahan beban biaya perjalanan kita," katanya.

Selengkapnya, silakan baca Harian Tribun Timur edisi Selasa (8/3/2022)

Berita Terkini