Opini Tamsil Linrung

Ugal-ugalan Ibu Kota Negara Baru, Sudah Utangnya Menumpuk Infrastruktur Dihasilkan Pun Tak Maksimal

Editor: AS Kambie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tamsil Linrung, anggota DPD RI

Janji yang terpungkiri ini mengingatkan kita pada proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung. Janji yang terpungkiri seolah menjadi salah satu khas Jokowi selama memimpin.

Terhadap perubahan sumber dana IKN, media massa menyebut Presiden Jokowi meralat janjinya.

Lalu apa bahasa sederhana meralat janji?

Ironisnya, sumber dana buat menambal biaya pembangunan IKN Nusantara salah satunya dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) klaster Penguatan Pemulihan Ekonomi, sebesar Rp178 triliun. Ini jelas keterlaluan.

Bagaimana mungkin dana penanggulangan kondisi darurat pandemi Covid-19 digunakan untuk pendanaan lain diluar peruntukannya?

RUU APBN 2022 telah diketok pada November 2021 lalu.

Kita tahu, untuk merubah alokasi anggaran proyek nasional diperlukan mekanisme APBN Perubahan.

Pengumuman penggunaan APBN tanpa melalui APBN Perubahan adalah contoh etika pengelolaan keuangan negara yang tidak elok. Boleh jadi situasi ini menjadi persoalan hukum.

Yang aneh, latar belakang pemilihan Penajam Paser Utara (PPU) sebagai lokasi IKN Nusantara tidak ditemukan dalam Daftar Inventarisasi Masalah (DIM).

Padahal, sangat penting bagi pemerintah mengungkap dan membahasnya, sehingga masyarakat dapat memahami secara jernih.

Akibatnya, spekulasi tak bisa dihindarkan, seiring beredarnya data-data terkait IKN di tengah masyarakat.

Terhadap 256 ribu hektare lahan IKN, misalnya, ternyata dominan dimiliki oleh hanya segelintir elite Jakarta.

Meski bentuknya HGU dan merupakan lahan milik negara, tetapi tetap saja perlu kompensasi tertentu bila negara ingin mengambilnya kembali.

Suplai listrik IKN Nusantara juga demikian.

Spekulasi rakyat mengarah kepada kepentingan china di balik keterlibatan China Power pada PLTA Sungai Kayan.

Halaman
1234

Berita Terkini