PSM Makassar

Pertama Kalinya PSM Makassar Catatkan Statistik Nol Shoot on Target, Joop Gall Beri Pembelaan

Editor: Alfian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur PSM, Munafri Arifuddin dan Pelatih PSM, Joop Gall

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lini serang PSM Makassar tak berkutik dihadapan skuat Macan Putih, Persik Kediri.

Tanpa sebiji pun peluang apalagi gol, PSM Makassar harus mengakhiri laga pekan ke-20 Liga 1 Indonesia 2021/2022, Selasa (18/1/2022), kontra Persik dengan skor kacamata.

Pertandingan yang berlangsung di Stadion I Ngurah Rai, Denpasar, Bali ini menjadi laga terburuk bagi PSM Makassar.

Meskipun PSM Makassar mampu meraih satu poin dari hasil imbang 0-0, namun penampilan anak asuh Joop Gall terbilang buruk.

Pasalnya, sepanjang 90 menit PSM tak sekalipun melepaskan tembakan mengarah ke gawang Persik.

Baca juga: Cedera Sebelum Bertanding Golgol Mebrhatu Gagal Debut, PSM vs Persik Imbang 0-0

Baca juga: Persik Terus Gempur Pertahanan PSM, Skor Akhir Imbang 0-0, Begini Jalannya Laga

Berbading terbalik dengan Persik yang tercatat memiliki empat peluang, dua diantaranya nyaris saja berbuah gol.

Beruntung, PSM memiliki Hilman Syah yang tampil baik di bawah mistar gawang.

Serta solidnya pertahanan yang dikawal Hasim Kipuw bersama Ganjar Mukti.

Sedangkan di lini depan terbilang gagal total.

Trio Ferdinand Sinaga, Anco Jansen dan Rizki Eka Pratama yang dimainkan sebagai starter tak mampu berbicara banyak.

Sementara itu, Wiljan Pluim yang bertugas sebagai pengatur serangan juga kerap gagal mengirimkan umpan-umpan matang ke daerah pertahanan Persik.

Begitupun di babak kedua, anak asuh Joop Gall tak banyak mengalami perubahan pada sisi penyerangan.

Menanggapi hasil imbang 0-0, Pelatih PSM, Joop Gall mengatakan, peningkatan permainan harus terus dilakukan. Tentu ini membutuhkan waktu.

"Bagaimana posisi pemain kita dan bagaimana cara mengorganisasikan diri pada saat kehilangan bola. Banyak hal harus kita tingkatkan lagi di tim ini," ungkapnya saat konferensi pers usai pertandingan.

Pelatih asal Belanda ini telah memprediksi bahwa melawan Persik akan sulit.

Apa lagi, jika melihat permainan Persik ketika lawan Persikabo 1973.

Macam Putih kala itu lebih layak menang. Persik tampil lebih baik lawan Laskar Padjadjaran.

Namun, hasil akhir pertandingan, Persik kalah 1-2 dari Persikabo 1973.

"Jadi saya memang prediksi di pertandingan ini (red, lawan Persik) menjadi pertandingan sulit," katanya.

Joop Gall menilai pemain mempersulit rekannya sendiri. Lantaran lebih banyak diam.

Baca juga: Skor Akhir PSM Vs Kediri Imbang, Pelatih Joop Gall Salahkan Pemain

Baca juga: Ditahan Imbang Persik, Pelatih PSM: Pemain Mempersulit Rekannya Sendiri

Jadi ketika ada pemain mendapatkan bola, ia kesulitan untuk mengambil keputusan yang akan dilakukan.

"Dengan berdiri terlalu statis, terlalu berdiam, jadi orang yang menguasai bola tidak tahu opsi-opsi apa yang mereka miliki," jelasnya.

Eks asisten pelatih Guangzhou City ini menginginkan, pemain lebih berani lagi bermain ke depan. Melakukan pergerakan tanpa bola.

"Yang saya mau dari tim dan sudah kita latihan sebelumnya, lebih berani lagi bermain ke depan dan melakukan gerakan tanpa bola yang berfungi baik, sehinggaemberikan opsi kepada si pemegang bola," pungkas Joop Gall.

Catatan Pengamat

Pengamat sepak bola, Syamsuddin Umar memberikan sejumlah catatan kepada PSM.

Ia melihat PSM jarang melakukan double serangan.

Hanya menyerang sekali, lalu diserang balik. Padahal untuk mencetak gol itu harus menyerang. Jika bola direbut, maka harus direbut kembali.

"Serangan itu perlu bergelombang. Kadang-kadang di dukung oleh pertahanan, kadang didukung gelandang, sehingga serangan mengalir. Tadi tidak ada dilihat seperti itu.

Kecenderungannya menyerang, setelah itu diserang kembali," tuturnya, Selasa (18/1/2022).

Lanjutnya, lapangan tengah menjadi penghubung antara lini pertahanan dan lini depan tidak rapat.
"Jaraknya harus rapat. Mungkin ini belum didapat karena pelatih baru. Tapi harusnya, dengan kompetisi seperti ini, harus cepat beradaptasi," ucapnya.

Syamsuddin Umar menambahkan, ketika transisi untuk menyerang PSM selalu memusatkan ke Pluim.

Akibatnya, lawan mudah sekali mengantisipasi.

Sebab, sudah bisa menebak bahwa bola pasti ke kapten PSM ini.

"Pluim itu ibaratnya harus jadi joker yang memang saat tertentu melakukan aksi. Jadi tidak selamanya ke Pluim. Ini harus disiasati," jelas pelatih yang bawa PSM juara Liga Indonesia 1999-2000 ini.

Tak hanya Pluim, Syamsuddin Umar juga menyoroti penampilan Anco Jansen.

Ia menilai, pemain nomor punggung 10 ini ketika dapat bola tidak pernah langsung diberikan kepada rekan setimnya.

Pasti didribbling ke tengah. Lalu ketika dia terdesak, biasa langsung di shooting. Beruntung kalau tepat sasaran.

"Inikan harus punya irama dan ritme. Kapan kita dribbling, kapan kita unit, kapan kita true pass, dan punya kecepatan," ujarnya.

Mantan Kadispora Sulsel ini juga melihat dalam bertahan, menyerang dan transisi, PSM sangat monoton.

Tak hanya itu kecepatan bermain, kurang daya ledak. Harusnya agak nakal tapi tetap sesuai aturan.

Kendati demikian, Syamsuddin Umar berharap PSM bisa semakin bagus ke depannya. "Mudah-mudahan semakin bagus," harapnya.

Statistik Laga:
PSM                       vs                                Persik
53             Penguasaan Bola %                  47
0             Tembakan Ke Gawang                4
0               Akurasi Tembakan %                50
272             Umpan Sukses                       232
105              Umpan Gagal                          87
4                 Penyelamatan                           0
2                  Kartu Kuning                            4
0                  Kartu Merah                             0

Berita Terkini