“Saya mempertanyakan bagaimana seorang ketua DPD I menjaga psikologi itu sehingga agak susah melihat netralitas, agak susah melihat independensi disitu,” Taqyuddin.
Taqyuddin mengatakan coba bayangkan jika misalnya ketua DPD I menyebut Erna Rasyid tidak layak, maka sama maknanya dia menghukum dirinya bahwa ia tidak layak memimpin istrinya.
“Pasti dilema-dilema itu akan muncul, tapi terlepas keraguan itu, saya positif thinking Pak ketua DPD I punya perhitungan bentengi dirinya sikap netralitas itu, itu kita harapkan,” katanya.
Taqyuddin mengaku psikologinya ditekan dalam fit and proper test. Ia mengungkapkan Taufan Pawe memarahi panitia dan steering committee di hadapannya.
Penyebabnya, karena panitia memulai fit and proper test tanpa kehadiran TP.
Taqyuddin datang pukul 10.20 Wita atas penyampaian panitia.
“Saya datang jam 10.20 Wita, pada saat dimulai, tiba-tiba ketua DPD I datang marah-marah minta diulang semua, siapa suruh mulai pukul 10.30 Wita, marahnya kepada panelis lain. Saya merasa psikologi saya ditekan,” katanya.
Taqyuddin mengatakan ia datang lebih awal berdasarkan penyampaian dari panitia musda.
Sementara Ketua Golkar Sulsel Taufan Pawe mengatakan uji kelayakan dan kepatuan ini untuk menggali potensi kandidat dalam membesarkan Golkar.
Apalagi di Parepare Golkar sebagai partai pemenang.(*)