TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA -- Di Indonesia maupun dunia, setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru atau World Teacher's Day.
Hari Guru adalah hari untuk menunjukkan penghargaan terhadap guru.
Guru di Indonesia dianggap sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Ketua Ikatan Guru Honorer Indonesia Kabupaten Gowa, Putri Ratu Rasyid memiliki harapan pada peringatan hari guru.
Dia berharap pemerintah bisa lebih memahami nasib guru
Terkhususnya bagi guru yang masih honorer baik itu di sekolah negeri maupun swasta.
"Harapan saya semoga di hari guru ini pemerintah bisa lebih memahami nasib guru terutama yang masih honorer baik itu di negeri maupun di swasta agar dapat membuat kebijaakan mengcover seluruh guru honorer negeri maupun swasta," katanya, Kamis (25/11/2021).
Dia menyebut guru honorer di Gowa untuk data saat ini masih berkisar 700 - 800 baik di sekolah swasta maupun di negeri.
Menjadi guru kata dia, memiliki suka duka tersendiri.
Putri Ratus Rasyid sudah mengajar sambil kuliah sejak tahun 1996.
Ia pertama kali mengajar di SMA YAPIP Sungguminasa Gowa.
Kemudian dia pun terangkat sebagai kepala sekolah di SMP YAPIP Sungguminasa Gowa tahun 2006
"Suka duka menjadi guru honorer itu semata mata pengabdian dan karena memang sudah menyatu dengan pekerjaan sebagai guru ya dibawa senang saja bisa kumpul dengan anak-anak di sekolah," ucap dia.
Dia menuturkan bahwa dirinya masih berstatus guru honore yang bersertifikat inpassing
Gajinya kini telah setara dengan golongan 3 B atau sekira Rp 3 juta
"Kalau bercerita tetang penghasilan ya saya sebagai guru honorer yang bersertifikasi inpassing punya gaji setara dengan golongan 3 B sekitar 3 jutaan," kata Putri.
"Tapi kami yang impassing tidak ada tunjangan lain selalu gaji. Kalau di masa sekarang untuk gaji 3 jutaan tanpa ada tambahan lain itu sudah sulit apalagi gaji sertifikasi kadang di terima 3 bulan atau bahkan sampai 6 bulan baru diterima," lanjutnya.
Laporan Wartawan Kontributor TribunGowa.com, Sayyid Zulfadli