Literasi Ulama

Jejak Keulamaan Salemo

Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dekan FDK UIN, Dr.Firdaus Muhammad.

Oleh: Firdaus Muhammad

Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin dan Pengurus MUI Sulsel

Pemerintahan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) Sulsel berkomitmen menjaga literasi dan jejak keulamaan di Pulau Salemo.

Hal itu terealisasi melalui penelitian dan pembangunan rumah tahfiz yang diinisiasi pemerintah setempat.

Dalam kunjungan silaturahim penulis dengan Bapak Muh Yusran Lalogau, Bupati Pangkep di Rujab, Rabu 3 November 2021 lalu.

Bupati Pangkep itu kembali mempertegas bahwa tahun 2022 akan membangun rumah tahfizh di Salemo dengan spirit mengembalikan kejayaan kawasan itu untuk mengaji, menghafal dan mendalami al-Qur’an.

Selain itu, menjadikan Salemo sebagai destinasi wisata halal atau wisata religi.

Penelitian ilmiah dilakukan untuk menelusuri keberadaan pulau Salemo dengan jejak keulamaannya.

Kejayaan Pulau Salemo sebagai pulau para ulama, pulau yang menjadi pusat pengajaran Islam abad ke- 19 melalui pengajian kitab kuning sebelum berdirinya Pesantren As’adiyah di Sengkang dan DDI di Mangkoso Barru.

Tradisi pengajian kitab dan tahfiz di Pulau Salemo butuh perhatian khusus terutama merekam jejak para ulama di daerah itu, khuusnya jejak AGH. Syekh Abd. Rahim Puang Walli.

Ikhtiar menelusuri jejak-jejak ulama di kepulauan Salemo dan Sabutung di Kabupaten Pangkep makin menyibak beberapa misteri.

Pertemuan dan wawancara panjang sejumlah tokoh yang memiliki hubungan darah dan keilmuan dengan Syekh. Abdul Rahim Puang Walli menyingkap data yang saling melengkapi.

Sayyid Abdul Rahim Puang Makka menyebutkan bahwa kehadiran Syekh Abdul Rahim Puang Walli sangat melegenda melalui pengajian serta kisah-kisah kewaliannya dituturkan secara turun temurun.

Beliau lebih dikenal masyarakat sekitar dengan nama Puang Walli yang memiliki cerita-terima mistis.

Masyarakat sangat memuliakannya hingga makamnya selalu diziarahi baik pendduk setempat maupun dari luar pulau Salemo.

Syekh Abdul Rahim Puang Walli membuka pengajian di Pulau Salemo dan Pulau Sabutung. Salah satu peninggalan beliau di Pulau salemo adalah masjid tua yang dibangun tahun 1880.

Dipastikan sejak beliau berada di Pulau Salemo memulai pengajian yang telah melahirkan ribuan santri secara turun temurun.

Kehadiran Puang Walli di pulau itu sangat mistis. Beberapa ulama yang tercatat pernah berguru di Pulau Salemo, yakni AGH Muh Tahir Imam Lapeo, AGH Ahmad Bone, AGH Muh Ramli, AGH Sayyid Jamaluddin Assegaf Puang Ramma, AGH Ahmad Bilalu, AGH Said Musamma, AGH Abdul Kadir Khalid MA, hingga AGH Mustamin Arsyad.

Untuk mengembalikan kejayaan Salemo itu, perlu ikhtiar mendokumentasikan dan visualisasi Salemo yang semula sulit terlacak mulai tersingkap.

Setidaknya komitmen pemerintah Pangkep mengembalikan keberadaannya sebagai pulau ulama yang kembali dikunjungi santri untuk menghafal Al-Qur’an dan masyarakat berkunjung dengan program wisata halal di Salemo.(*)

Tulisan ini juga diterbitkan pada harian Tribun Timur edisi, Jumat (12/11/2021).

Berita Terkini