TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Balai Latihan Kerja (BLK) Makassar berdiri sejak 44 tahun lalu, tepatnya 30 maret 1977.
Presiden RI, Soeharto meresmikan berdirinya BLK Makassar.
Saat ini, BLK Makassar sedang melakukan transformasi sebagai tuntutan dari 9 lompatan berat Kementerian Ketenaga Kerjaan.
Salah satu bentuk transformasinya, BLK Makassar sedang mempersiapkan menuju wilayah bebas korupsi.
Kepala BLK Makassar, Fitroh Hanrahmawan mengatakan, akan terus mendorong agar BLK mendapat predikat bebas korupsi.
Diwujudkan melalui pembayaran uang transportasi beserta pelatihan honorarium mengajar dibayarkan melalui rekening.
"BLK Makassar melakukan pembayaran uang transportasi kepada peserta pelatihan dan juga honorarium mengajar dibayarkan melalui transfer rekening," ucap Fitroh, Minggu (7/11/2021).
Perubahan ini sebelumnya dilalukan melalui uang tunai jadi diubah menjadi transfer ke rekening masing-masing.
"Tujuannya dalam rangka meningkatkan transparasi dan akuntabilitas kinerja instansi," ujarnya,
Kedua, sarana prasarana yang ramah bagi disabilitas.
Bagi Fitroh, BLK Makassar selalu berusaha meningkatkan pelayanan dari tahun ke tahun.
Saat ini, pihaknya menyiapkan sarana prasarana yang ramah terhadap kaum disabilitas.
"Kita mau memberi pelayanan maksimal kepada masyarakat termasuk kepada kaum disabilitas," tuturnya.
Ketiga, peningkatan kapasitas pegawai internal melalui program skill sharing.
Program ini adalah pegawai yang memiliki kemampuan lebih melatih kepada pegawai yang belum bisa.
"Kegiatan dimulai peningkatan keterampilan menggunakan komputer kepada pegawai yang belum bisa," paparnya.
Keempat, menerapkan sistem pemerintahan berbasis elektronik.
Kata Fitroh, BLK Makassar melalukan peningkatan tata laksana dan penguatan kualitas layanan publik dengan menerapkan sistem pemerintahan berbasis elektronik.
Beberapa diantaranya menggunakan aplikasi pada kegiatan di BLK Makassar seperti aplikasi Sakti, SAS, Saiba, Simponi, SSEpajak, LPSE, SIAK, srikandi, sisnaker, web BLK Makassar, dan lain-lain.
Kelima, pemulihan ekonomi melalui pelatihan kepada korban bencana.
Sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat maka BLK Makassar mencoba hadir dalam setiap kondisi apapun termasuk saat terjadi bencana alam.
Ia mencontohkan, saat terjadi bencana di kota Mamuju dan Majene Sulbar, BLK memberi pelatihan dalam rangka membantu masyarakat secara langsung dan membantu pemulihan ekonomi masyarakat pasca bencana.
Keenam, tempat penitipan anak dan TK.
Dijelaskan Fitroh, sebagai bentuk pelayanan internal kepada para pegawai, BLK telah mendirikan tempat penitipan anak dan TK.
"TPA dan TK dimaksudkan untuk mengakomodir anak pegawai agar bisa dititipkan sekaligus bisa diberi pengetahuan selama orangtuanya bekerja di Kantor," bebernya.
Ketujuh, hadirnya klinik dan minimarket. BLK Makassar telah mendirikan klinik dan minimarket.
Ini didirikan di ruangan kantor yang tidak terpakai secara maksimal, kemudian dirubah menjadi tempat layak untuk klinik dan minimarket .
Terakhir, penggunaan smartboard pada pembelajaran di kelas.
Lembaga pelatihan naungan kementerian ini telah memulai modernisasi penggunaan alat pelajaran.
Salah satunya penggunaan smartboard, ini sangat efektif dan efisien dalam meningkatkan pencapaian output pelatihan. (*)