Otobiografi Prof Basri

Prof Basri Sang Pengayom dan Pemersatu Bangsa

Editor: AS Kambie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Otobiografi Prof Basri Hasanuddin yang diluncurkan Sabtu, 6 November 2021.

Oleh: Supratman Supa Athana

Kordinator penulisan buku dan perayaan hari lahir Prof Basri Hasanuddin

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tujuan dan dasar pemikiran untuk merayakan dan memperingati hari kelahiran seorang tokoh bukan sekadar untuk mengenang dan atau mengetahui tanggal lahir seseorang.

Tujuan yang demikian itu, sama sekali, tidak pernah terbetik di hati dan terlintas jauh dari pemikiran orang yang punya wawasan luas dan dalam.

Adapun sasaran dasar dan tujuan utama dari perayaan dan peringatan hari lahir seorang tokoh adalah memahami karakteristik utama sekaligus kiprah yang inspiratif dari seorang tokoh.

Prof Basri ini adalah seorang tokoh Sulselbar yang multibidang.

Dia seorang akademisi, ilmuwan sekaligus pernah menjabat sebagai anggota dewan, Menteri dan seorang duta besar dan paling terakhir adalah sebagai wali Amanah Universitas Hasanuddin.

Sekarang ini Beliau sebagai Ketua Yayasan Masjid Al Markaz Al Islami Makassar.

Prof Basri pada setiap jabatan yang diduduki tidak sekadar disandang melainkan dijadikan sebagai lahan untuk menanam kebaikan dan menyebar rahmat bagi manusia secara umum tanpa harus melihat latar belakang suku, agama dan budaya dan kewarganegaraan.

Setidaknya hal itu terlihat tatkala Prof Basri menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Negara Kesatuan Republik Islam Iran pada tahun 2003 hingga 2007.

Banyak hal  inspiratif Prof Basri lakukan tatkala menjabat sebagai duta besar di Iran.

Namun yang sangat mengesankan adalah bagaimana ia membuka kran yang tersumbat dalam hubungan antara pelajar Indonesia dengan pihak kedutaan.

Periode sebelum Prof Basri menjabat sebagai duta besar di Iran, para pelajar Indonesia dipandang selayaknya warna negara nomor dua. Komunikasi antara kedutaan dengan pelajar Indonesia sangat dingin.

Tetapi setelah Prof basri menjadi Duta Besar di Iran kebekuaan itu mencair hangat dalam hubungan yang sangat akrab sebagaimana seorang pemerintah yang melindungi warganya.

Mungkin ini kedengaraannya sederhana bagi membaca dari apa yang saya sampaikan.

Halaman
12

Berita Terkini