Rudy Sufahriadi

Berhasil Tumpas Pemimpin MIT, Prestasi Rudy Sufahriadi Pernah Bongkar Kasus Mutilasi Siswi di Poso

Editor: Muh Hasim Arfah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Irjen Rudy Sufahriadi, yang kembali ditunjuk untuk memimpin Polda Sulawesi Tengah, menggantikan seniornya, Inspektur Jenderal Polisi Abdul Rakhman Baso, yang per tanggal 1 September purna tugas.

TRIBUN-TIMUR.COM- Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Rudy Sufahriadi menjadi perbincangan.

Sebab, dia adalah kepala Satgas Operasi Madago Raya menumpas dua teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Pimpinan MIT, Ali Kalora dan seorang anak buahnya tewas dalam baku tembak pada Sabtu (18/9/2021) di daerah Astina, Kecamatan Torue, Kabuoaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Sebelumnya, Irjen Rudy Sufahriadi harus rela melepaskan jabatannya karena dinilai lalai menegakkan protokol kesehatan.

Surat pencopotan tersebut dari telegram yang dikirim Kapolri pada 16 November 2020.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Argo Yuwono.

Baca juga: Pimpinan MIT Poso Ali Kalora Tewas Ditembak, Eko Kuntadhi: Alhamdulillah. . . Bravo Densus 88!

Dilansir dari Tribunnews.com dan Kompas.com, Rudy dimutasi menjadi Widyaiswara Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri.

Posisi Kapolda Jawa Barat akan diisi oleh Irjen Ahmad Dofiri.

Argo tak menjelaskan secara lebih rinci alasan pencopotan jenderal polisi berbintang dua tersebut.

Lalu, siapakah sosok Irjen Rudy Sufahriadi?

Rudy Sufahriadi lahir di Cimahi, Jawa Barat, pada 23 Agustus 1965 silam.

Dikutip dari TribunJabar.id, ia pernah bergabung dalam satuan elite pemberantas teroris, Densus 88.

Baca juga: Mahfud MD: Harap Tenang, Pimpinan MIT Ali Kalora Telah Tewas Ditembak

Rudy juga sempat bertugas di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Pada 2005, Rudy Sufahriadi ditunjuk menjadi Kapolres Poso, Sulawesi Tengah.

Saat itu, dia berhasil membongkar pelakunya. 

Pada tanggal 30 Oktober 2005, TM (15), AP (17) dan YS (17) dipenggal oleh militan di wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Indonesia; sebuah area yang pernah dilanda konflik sektarian pada tahun 2001.

Tiga penyerang merencanakan pemenggalan ini setelah kunjungan mereka ke Filipina.

Pada tahun 2006, Irwanto Irano, Lilik Purwanto dan Hasanuddin ditangkap dan pada tahun 2007 dijerat karena kasus tersebut, Hasanuddin dipenjara selama 20 tahun dan yang lainnya dipenjara 14 tahun.

Ia juga sempat menjadi Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada 2007.

Lalu, ia menjadi Kepala Densus 88 Anti-Teror Polda Metro Jaya pada 2007.

Rudy kemudian diangkat menjadi Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara pada 2009.

Ia menjadi Perwira Menengah Densus 88 Anti-Teror Polri pada 2010.

Lalu, Rudy menjadi Direktur Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2010 sampai 2016.

Baca juga: Polisi Konfirmasi Anggota MIT Qatar Pelaku Pembantaian Warga Toraja di Poso Sulawesi Tengah

Pada 2016 sampai 2018, dirinya menduduki jabatan sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.

Bahkan, Rudy juga terlibat dalam perburuan kelompok Santoso, yaitu Operasi Tinombala.

Setelah menjadi Kapolda Sulawesi Tengah, ia diangkat menjadi Kepala Korps Brimob Polri pada 2018.

Tahun berikutnya, Rudy diangkat menjadi asisten operasi Kapolri.

Setelah itu, Rudy Sufahriadi resmi menjabat menjadi Kapolda Jawa Barat pada 26 April 2019.

Baca juga: Instruksi Presiden Jokowi, Polda Sulbar Perketat Batas Sigi-Pasangkayu Pasca Serangan Teroris MIT

Pendidikan

Rudy Sufahriadi memasuki Akademi Kepolisian pada 1988.

Kemudian, Rudy melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian pada 1996.

Pada 2004, Rudy menjalani pendidikan lanjutan di Sekolah Pimpinan Polri.

Lalu, dirinya berada di Lembaga Pertahanan Nasional pada 2013 silam.

Pada 2010, saat menjadi Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT, Rudy merilis publikasi bertajuk Perkembangan Teroris di Indonesia dan Penanggulangannya.(*)

Berita Terkini