Tribun Makassar

Fakta Baru Tewasnya Warga Jl Monginsidi Makassar di Tangan Sepupu, Tante dan Kakeknya

Penulis: Muslimin Emba
Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kanit Reskrim Polsek Makassar Iptu Iqbal Usman saat menghadirkan empat pelaku penganiayaan yang menewaskan Hairil di Mapolsek Makassar, Jl Kerung-kerung, Kamis (22/7/2021) malam.

Namun, aksi pemukulan itu diketahui ibu Reza dan Hairil, Nur yang tidak lain adalah tante dari Arjun.

Nur yang tidak terima anaknya dipukul oleh sang ponakan, pun menghampiri Arjun lalu menegur.

Namun, sang Arjun tidak terima dan kembali ke rumahnya mengambil sebilah parang.

Di tepi kanal dekat pintu air, Arjun yang menenteng sebilah parang mendapati Hairil, kakak Reza.

Keduanya pun terlibat cekcok, dan membuat Arjun kian tersulut emosi.

Arjun tampa pikir panjang pun menyerang sepupunya itu (Hairil) dengan sebilah parang.

Akibatnya, Hairil mengalami luka sabetan parang di perut dan di tangan.

Arjun kabur usai melakukan aksi penyerangan.

Tidak berselang lama, Hairil yang terluka menyusul Arjun yang kabur ke rumahnya.

Di sana, Hairil mendapati ibu Arjun Anti alias Tiyong, yang tidak lain adalah tante dari Hairil.

Lagi-lagi, keduanya (Haril dan Anti) terlibat cekcok dan berujung pelemparan sesuatu ke arah Anti.

Pelemparan itu dilihat oleh adik Arjun, Dandi yang juga berada di dalam rumah.

Tidak terima ibunya diperlakukan kasar, Dandi pun mengambil tombak lalu mengejar Hairil.

Hairil yang terkejar, pun ditombak oleh Dandi yang emosi.

Hairil terkena tancapan tombak di perutnya.

Tidak berselang lama, kakek Dandi yang juga merupakan kakek Hairil, Dg Ngerang juga tiba di lokasi.

Ia diduga turut terlibat dengan menombak tangan cucunya, Hairil yang sudah terjatuh.

Namun, tudingan itu dibantah Dg Ngerang. Ia mengaku hanya mengambil tombak yang digunakan Dandi di lokasi.

"Tena katte kupokei, balle-balle intu Dandi. Ia ji injo poke kualle nampa kuboli (Saya tidak menombak, bohon itu Dandi, saya hanya ambil itu tombak lalu saya simpang," kata Dg Ngerang saat ditemui di Mapolsek Makassar, Jl Kerung-kerung, Rabu (21/7/2021) sore.

Tidak berhenti sampai disitu, Anti yang juga emosi terhadap pelemparan yang diduga dilakukan Hairil, juga ikut menganiaya ponakannya menggunakan balok.

Akibat aksi penganiayaan secara bersama-sama itu, Hairil meninggal dunia.

Kapolsek Makassar, Kompol Andriani Lilikay yang dikonfirmasi wartawan, membenarkan adanya insiden maut itu.

"Empat tersangka (Arjun, Dandi, Anti dan Dg Ngerang) sudah diamankan sekarang. Termasuk barang bukti sudah diamankan," kata Kompol Andriani Lilikay.

Ia menjelaskan, permasalahan awal dipicu oleh Arjun yang memukul Reza, adik Hair.

"Masalah awalnya minum si Arjun. Lalu si Resa ini yang dianiaya oleh Arjun. Lalu di Resa tidak terima dan pulang menyampaikan ke orangtuanya," ujarnya 

"Orangtuanya (Nur) sampaikan lagi ke Arjun, kenapa kau pukul keluarganu (Reza). Nah disampaikan mi juga ke Haidir Ali (korban)," sambung mantan Kapolsek Bontoala itu.

Ia juga mengatakan, hubungan korban dan pelaku dalam suasana kekeluargaan yang begitu erat.

"Awalnya diikira tak ada masalah apalagi mereka berkeluarga. Ibu (Nur) sama ibu (Anti) itu saudara," bebernya.

Dalam kasus itu, polisi menerapkan Pasal 338 KUHP juncto 170 dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara.(*)

Berita Terkini