Thamzil Thahir
Editor In Chief Tribun Timur
SEKITAR tahun ketiga Hijriyah (624 Masehi), --pada majelis sahabat di pelataran Raudah Madinah--, Nabi Muhammad SAW menceritakan, hanya dua kali dia melihat Jibril dalam bentuk asilnya;
Pertama, di malam Lailatul-Qadr, atau Nuzulul Al Quran di Gua Hira (17 Ramadan 610 M);
Kedua, di Sidratul Muntaha ketika mi'raj, untuk menerima perintah sholat (Rajab tahun kedua sebelum Hijriah, 620 M)
Lantas bagaimana wujud asli Jibril?
Sahabat Jabir bin Abdullah (607-697 M) pernah mendengarkan Nabi berujar, "Aku telah diberi izin menceritakan tentang sesosok malaikat dari malaikat Allah yang bertugas membawa Arsy. Sesungguhnya, jarak antara ujung telinga dengan bahunya setara perjalanan tujuh ratus tahun."
(....بين شحمة أُذنه الى عاتقه مسيرة سبع مائَةِ عام) ini artinya sayap Jibril melingkupi dua kutub bumi dan langit -- HR; Abu Daud No 4102. Shahih--
Di riwayat lain digambarkan, fisik Jibril dalam pandangan mata manusia memiliki enam ratus sayap antara masyriq (timur) dan maghrib (barat) sayap.
Pakaiannya putih lembur laksana mutiara di wadah air.
Ini tentang besar, tinggi, dan luas wujud Jibril.
Inilah yang mengkonfirmasikan mobilitas dan kecepatan Jibril membawa Nabi dari Mekkah ke Masjidil Aqsa, lalu menerbangkan (isra) secepat kilat ke langit sidratul muntaha' dan memulangkannya (mi'raj) ke bumi manusia.
Tentang "volume dan kemampuannya", sebuah riwayat yang dinukilkan Ibn Katsir, menyebutkan; Dalam perjalanan suci Isra' Mi'raj, sesampainya di pos perjalanan Sidratul Muntaha, Malaikat Jibril tidak sanggup lagi mendampingi Rasulullah untuk terus naik menghadap kehadirat Allah SWT;
Jibril pun berkata, "Aku sama sekali tidak mampu mendekati Allah, perlu 60.000 tahun lagi aku harus terbang. Itulah jarak antara aku dan Allah yang dapat aku capai. Jika aku terus juga ke atas, aku pasti hancur luluh."
Penggabaran ini sekaligus mengabarkan, bahwa Nabi Muhammad lebih "kapabel" dari Jibril karena bisa tembus Langit Arsy untuk menerima perintah shalat.
Sedangkan saat membacakan kisah orang-orang terdahulu, atau menerima perintah lain, seperti Puasa, Haji dan ibadah muamalah, Jubril lebih "manusiawi".
Di surah Albaqarah;97 fungsi utama sang komandan Malaikat itu, hanya mendelivery wahyu langit ke bumi ke dalam hati dan jiwa Muhammad; "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya ( Al Quran ) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir." (Albaqarah 97)
Di awal-awal masa turunnya wahyu di Mekkah, kondisi fisik dan psikis Muhammad bin Abdullah, masih labil.
Itu terjadi di bulan kesembilan tahun 12 sebelum Hijrah atau 610 Masehi.
Malam-malam Nuzulul Quran ke bumi, senantiasa menegangkan.
Kedatangan Malaikat Jibril AS diawali gemerincing lonceng dan suara gemuruh.
Muhammad menggigil dibuatnya.
Inilah kenapa Khadijah Radiallahu Anha, kerap menyelimuti dan menghibur sang suami.
Di hari-hari selanjutnya, Sang Ruhul Quds (sebutan lain Malaikat Jibril), datang dimasa trasisi tidur, atau dengan penampilan lelaki biasa.
Pada kali lain, Jibril dalam jelmaan manusia; postur dan muka mirip sahabat Nabi bernama Dihyah al-Kalbi (+607-670 M).
Secara parsial dan berangsur, selama hampir 23 tahun, Nabi akhirnya terbiasa menerima 6.236 ayat Al Quran.
Jibril adalah malaikat pembawa wahyu pertama hingga terakhir.
Namanya juga disebut di kitab umat Yahudi, Nasrani dan Muslim.
Dialah yang meniupkan ruh Nabi Isa As ke janin Ibunya, Maryam As dan turun ke langit (terdekat ke) bumi membawa "bundelan Quran" sebelum menyajikan ke Nabi Muhammad dalam bentuk "hidangan" siap santap di momen tepat (relevan) dan kontekstual (asbabun nuzul).
Jibril satu dari tiga malaikat yang namanya diabadikan Al Quran.
Nama Malaikat Jibril disebut 2 kali; surat Al Baqarah ayat 97-98 dan Surah At-Tahrim ayat 4.
Di dalam Al Quran, Jibril punya julukan lain; Ruh al Amin dan Ruh al Qudus (Roh Kudus), Ar-Ruh Al-Amin.
Kata Malaikat (الملئكة) diulang 21 kali dalam Quran.
Arti malaikat adalah perwakilan atau delegasi kekuasaan.
Sabanyak tujuh bentuk kata lainnya diulang 205 kali; ssbagai kata benda 158 kali, dan ssbagai kata kerja 47 kali.
Bahkan di masa penyusunan muzhaf dan urutan surah dan ayat-ayat Alquran di masa Khulafaau Rasyidin, Jibril masih ikut campur.
قال القاضي أبو بكر: ترتيب الآيات أمر لازم فقد كان جبريل يقول: ضعوا آية كذا في موضع كذا
"Qadhi Abu Bakar berkata, “Urutan seluruh ayat (dalam Al-Qur’an) adalah perkara yang ditetapkan, maka sungguh malaikat Jibril selalu berwasiat ‘Tempatkanlah ayat ini ke dalam tempat ini’.”
(Dikutip dari kitab al-Burhan fi ‘Ulum al-Quran karya Imam Badruddin Muhammad bin Abdullah az-Zarkasyi (Beirut: Maktabah al-‘Ashriyyah). (*)
Tabaria, 23 Ramadan 1442 H/6 April 2021