Sedangkan saat membacakan kisah orang-orang terdahulu, atau menerima perintah lain, seperti Puasa, Haji dan ibadah muamalah, Jubril lebih "manusiawi".
Di surah Albaqarah;97 fungsi utama sang komandan Malaikat itu, hanya mendelivery wahyu langit ke bumi ke dalam hati dan jiwa Muhammad; "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya ( Al Quran ) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir." (Albaqarah 97)
Di awal-awal masa turunnya wahyu di Mekkah, kondisi fisik dan psikis Muhammad bin Abdullah, masih labil.
Itu terjadi di bulan kesembilan tahun 12 sebelum Hijrah atau 610 Masehi.
Malam-malam Nuzulul Quran ke bumi, senantiasa menegangkan.
Kedatangan Malaikat Jibril AS diawali gemerincing lonceng dan suara gemuruh.
Muhammad menggigil dibuatnya.
Inilah kenapa Khadijah Radiallahu Anha, kerap menyelimuti dan menghibur sang suami.
Di hari-hari selanjutnya, Sang Ruhul Quds (sebutan lain Malaikat Jibril), datang dimasa trasisi tidur, atau dengan penampilan lelaki biasa.
Pada kali lain, Jibril dalam jelmaan manusia; postur dan muka mirip sahabat Nabi bernama Dihyah al-Kalbi (+607-670 M).
Secara parsial dan berangsur, selama hampir 23 tahun, Nabi akhirnya terbiasa menerima 6.236 ayat Al Quran.
Jibril adalah malaikat pembawa wahyu pertama hingga terakhir.
Namanya juga disebut di kitab umat Yahudi, Nasrani dan Muslim.
Dialah yang meniupkan ruh Nabi Isa As ke janin Ibunya, Maryam As dan turun ke langit (terdekat ke) bumi membawa "bundelan Quran" sebelum menyajikan ke Nabi Muhammad dalam bentuk "hidangan" siap santap di momen tepat (relevan) dan kontekstual (asbabun nuzul).
Jibril satu dari tiga malaikat yang namanya diabadikan Al Quran.