TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sebulan menjabat pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman mulai jadi rebutan partai politik.
Andi Sudirman Sulaiman ditunjuk oleh Kemendagri menjadi Plt Gubernur Sulsel setelah Prof Nurdin Abdullah ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Kini, pria kelahiran Bone 25 September 1983 itu mendapatkan sejumlah tawaran bergabung jadi kader partai politik.
Tawaran itu datang dari Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Menanggapi hal itu, Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional (DPW PAN) Sulsel sarankan Andi Sudi menentukan pilihan politik.
Pada Pilgub Sulsel 2018 lalu, PAN, PDI Perjuangan, dan PKS adalah partai pengusung pasangan Nurdin Abdullah- Andi Sudirman Sulaiman (Prof Andalan).
Ketua PAN Sulsel Ashbabul Kahfi mengatakan tawaran sejumlah partai politik kepada Andi Sudi hal wajar dalam politik.
“Sebagai sosok pemimpin muda, tentu Pak Andi Sudirman Sulaiman akan dilirik banyak partai politik, jadi itu hal wajar dalam politik,” kata Kahfi, Rabu (31/3/2021).
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI itu mengatakan PAN tidak ingin mengintervensi hak politik Andi Sudirman Sulaiman.
PAN juga tidak ingin mencampuri strategi dan manuver politik parpol lain.
“PAN adalah partai terbuka. Siapa saja anak bangsa yang ingin berbuat untuk memajukan daerah, tentu kami sangat terbuka.”
“Termasuk jika Pak Andi Sudirman tertarik bergabung dengan PAN,” kata Kahfi.
Namun, anggota DPR RI itu mengatakan bagi PAN semua mengalir saja.
Menurutnya, tidak ada strategi khusus menggaet tokoh yang dilakukan PAN.
Partai berlambang matahari terbit itu mengaku selalu percaya pada kaderisasi partai terstruktur dan sistematis.
“Tapi jika ada tokoh tertarik bergabung, pintu kami selalu terbuka,” ujar Kahfi.
Diberitakan sebelumnya, Ketua DPW Partai Nasdem Sulsel Rusdi Masse Mappasessu merayu Andi Sudirman Sulaiman bergabung di partai bentukan Surya Paloh.
Rayuan itu disampaikan secara terbuka Rusdi Masse dalam sambutannya di Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Nasdem Sulsel, di Hotel Claro, Jl AP Pettarani, Makassar, Senin (29/3) malam.
Rusdi Masse awalnya mengenang Sandeq Ballroom Hotel Claro adalah tempat bersejarah baginya.
Lokasi tersebut dulunya sering dihadiri Syahrul Yasin Limpo dalam kegiatan Nasdem Sulsel.
Belakangan Syahrul Yasin Limpo yang berstatus sebagai kader Golkar akhirnya memutuskan bergabung ke Nasdem.
“Tempat ini bersejarah, Bapak Syahrul Yasin Limpo saat masih menjabat gubernur sering hadiri acara Nasdem di sini. Akhirnya masuk Nasdem,” kata Rusdi Masse dalam sambutannya.
“Siapa tahu Bapak Plt Gubernur Andi Sudirman Sulaiman juga tertarik masuk Nasdem,” kata Rusdi Masse.
Di hadapan Sudirman Sulaiman, Rusdi Masse mengatakan Nasdem adalah partai politik yang terbuka.
Ia menegaskan Partai Nasdem mengusung politik kemanusiaan dalam kerja-kerjanya.
Sementara tawaran PKS disampaikan saat pengurus wilayah partai berlambang padi bulan sabit itu bertamu ke Rujab Wakil Gubernur Sulsel, Jl Yusuf Dg Ngawing, Makassar, Rabu (10/3) lalu.
Ketua DPW PKS Sulsel Muhammad Amri Arsyid mengakui pernah mengajak Andi Sudirman Sulaiman jadi kader partai putih putih oranye itu.
Amri mengatakan ajakan tersebut disampaikan saat pengurus PKS Sulsel menemui Andi Sudi.
“Pada saat pertemuan dengan Pak Sudirman Sulaiman di Rujab beberapa waktu lalu, kami sudah mengungkapkan ajakan bergabung jadi kader,” kata Amri, Rabu (31/3).
Amri mengatakan PKS punya kesamaan visi dengan Andi Sudirman Sulaiman.
Kedua, PKS adalah satu dari tiga partai politik yang menemani Sudirman berjuang di Pilgub Sulsel 2018 lalu.
Meski demikian, Amri mengatakan Sudirman belum memberikan jawaban atas ajakan bergabung jadi kader PKS.
“Beliau sampaikan masih ingin fokus di pemerintahan walaupun sepertinya tertarik gabung PKS selain karena kesamaan visi juga karena kita juga sama sama berjuang dalam mengusung pasangan Prof Andalan," kata Amri.
“Jadi saya pikir beliau tentu akan mempertimbangkan ajakan kami bergabung dengan PKS Insyaallah,” Amri menambahkan.(*)