Kementan

Syahrul Yasin Limpo, Muhammad Lutfi, Erick Thohir Panen Raya Padi di Gresik

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mentan, Syahrul Yasin Limpo saat panen raya padi di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Jumat (12/2//2021). 

Mulai dari budidaya benih dilanjutkan petik pada pasca panennya kemudian pengolahan hasil, packaging hingga penentuan marketplace yang tepat guna memasarkan produk sektor pertanian.

"Keseluruhan ini harus di koorporasikan dengan baik maka akselerasinya makin tinggi. Pertanian itu tidak pernah mengingkari janjinya sepanjang dilakukan dengan kerja keras pasti menghasilkan," katanya menerangkan.

Tak hanya itu, Syahrul Yasin Limpo juga mendorong pihak perbankan untuk terus menggulirkan dana kredit usaha rakyat (KUR) kepada para petani guna menopang sektor permodalan.

Ke depan diharapkan Kabupaten Gresik menjadi daerah yang mampu menjadi lokomotif hadirnya ketahanan pangan yang lebih baik.

"Menggulirkan dana di sektor pertanian adalah jaminan yang penting tidak salah management seperti tanam jagung sehatusnya di tanah tapi ditanam di aspal. Pasti tidak bisa tumbuhkan," katanya menegaskan.

Wakil Bupati Gresik, Aminatun Habibah yang hadir menyampaikan apresiasi atas kunjungan 3 pejabat negara ke wilayahnya.

Ia menyebutkan pada tahun 2021 ini telah diprogramkan sasaran produksi padi sebesar 412.549 ton, jagung sebesar 166.322 ton dan kedelai 105 ton.

Varietas Ciherang, Inpari 42 dan Inpari 32 yang paling umum digunakan petani saat ini.

“Alhamdulillah disini provitasnya cukup tinggi sekitar 6,4 ton perhektar. Menghadapi panen raya ini, Pemda Gresik telah menyiapkan kostraling yang siap mengamankan harga gabah petani. Ada RMU lokal punyanya Pak Latif dengan kapasitas 10 ton per hektar, juga tersedia dryer dan gudang. Kami harap bisa berperan untuk mengamankan harga padi di saat puncak panen raya ini,” ucapnya.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi menyebutkan dalam operasionalnya, Kostraling ini sudah mampu mengakses KUR.

Sudah tiga tahap yang diambil.

Tahap pertama Rp 500 juta sudah luna, tahap kedua Rp 350 juta sudah lunas juga, dan tahap tiga dapat Rp 150 juta tinggal sisa pengembalian Rp 10 juta.

"Ini menunjukkan bahwa penggilingan-penggilingan ini bisa jalan dengan baik, mampu mekases KUR berkali-kali dan bisa meningkatkan kapasitasnya. Selanjutnya yang diperlukan adalah hilirisasinya. Perlunya menambah combine harvester, dryer, RMU, serta packaging beras," ujarnya.

Impor beras

Terpisah, Guru Besar IPB, Profesor Muhammad Firdaus mengungkapkan prediksi baik di BPS maupun FAO menyebutkan produksi pangan di tahun 2021 akan lebih baik dibandingkan produksi tahun 2020.

Halaman
123

Berita Terkini