TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Moral adalah instrumen penting dalam proses menjadi manusia yang berkualitas.
Moral saat ini disebut-sebut telah tercerabut dari berbagai sudut tindak tanduk perilaku dan karakter manusia.
Dalam berbagai riset mutakhir, moralitas yang baik menjadi instrumen yang paling dibutuhkan dunia kerja atau professional di sektor pemerintahan, industri swasta maupun BUMN.
Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Prof Basri Modding menyebut dengan dengan moralitas yang baik, maka dipastikan seorang akan terus menghindarkan diri dari perbuatan menyimpang seperti korupsi, narkoba, dan berbagai perilaku menyimpang lainnya.
Dikatakan Prof Basri bahwa UMI telah lama menerapkan sistem pendidikan moral yang maju.
Kampus yang tengah mempersiapkan diri menuju akreditasi internasional dan konversi akreditasi berbasis ISK ini telah menerapkan sistem pendidikan moral berbasis karakter dengan metode pesantren.
Pendidikan moral berbasis lesantren di UMI telah eksis selama 21 satu tahun, terhitung sejak tahun 2000.
Seluruh civitas akademika di UMI diwajibkan mengikuti proses pesantren yang diberi nama pencerahan Qalbu.
Prof Basri Modding, mengungkapkan pendidikan moral di pesantren ini dibagi menjadi dua bagian yang dianggap paling penting.
"Di pesantren itu ada dua poin utamanya yakni pengembangan karakter moral bagaimana memiiki etika, integritas dan perbuatan yang baik sebagai insan UMI. Kemudian Karakter kerja dimana mendorong civitas akademika UMI bekerja ulet, tangguh, dan tidak mudah menyerah,” katanya via rilis UMI, Senin (8/3/2021).
Pendidikan moral melalui pesantren di UMI ini, kata Prof Basri, telah banyak menginspirasi perguruan tinggi lain, bahkan lembaga non-perguruan tinggi.
“Ada banyak perguruan tinggi yang mencontohi sistem pendidikan moral yang dikembangkan oleh UMI melalui pencerahan qalbu melalui pesantren ini,” kata Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMI ini.
Selain pencerahan qalbu, lanjut dia, pendidikan pesantren juga dilakukan sebagai pengganti OSPEK di masa lalu yang dianggap sarat akan kekerasan.
"Mahasiswa baru saat memasuki kampus UMI disambut dengan pesantren kilat selama 3 hari," pungkasnya. (*)