Refly kemudian membahas konstelasi politik jelang Pilkada 2022.
“Tidak akan dilaksanakan karena ingin mengganjal Anies Baswedan, tapi jangan lupa pemilihan di tahun 2022 tidak hanya DKI tapi ada 7 provinsi, 18 kota,” katanya.
Menurutnya, jika draft RUU hanya untuk mengganjal Anies Baswedan maka keterlaluan.
“Lagi pula Pilkada-pilkada ini juga, punya dampak kepentingan juga yang berkuasa saat ini,” katanya.
“Anies Baswedan pasti akan selalu menjadi berita nasional karena selama ini kebijakan DKI dan pemerintahnya selalu menjadi berita nasional,” katanya.
Menurutnya, jauh lebih fair Pilkada 2022.
“Anies Baswedan akan maju lagi, akan diperhadapkan dengan lawan apakah Tri Rismaharini (menteri sosial), atau mungkinkah Basuki Tjahaja Purnama lagi? Tapi tak ada yang tak mungkin” ujarnya.
Menurutnya, Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok menunggu masa jedah 5 tahun.
Sehingga, tak akan bisa maju Pilkada DKI Jakarta.
“Jadi lupakan Ahok, ada Risma yang akan menghadang Anies Baswedan. Sandiaga Salahuddin mau cawe-cawean, tapi karena sudah nyaman jadi menteri,” katanya.(*)