TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - Krisis air bersih akibat air PDAM Luwu Timur yang tidak mengalir sudah sepekan lebih di Desa Manurung, Kecamatan Malili, Sulawesi Selatan (Sulsel) juga disoroti Anggota DPRD Luwu Timur, Alpian.
Anggota Komisi III ini mengatakan air bersih adalah kebutuhan dasar masyarakat dan wajar kalau masyarakat mengeluh soal itu.
"PDAM mestinya tidak membiarkan berlarut-larut permasalah air bersih yang dihadapi oleh masyarakat," kata Alpian kepada TribunLutim.com, Selasa (1/12/2020).
Menurutnya, jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (air tidak mengalir) mestinya disampaikan ke pelanggan.
"Intinya keluhan air bersih tidak boleh dibiarkan berlarut-larut sebab itu kebutuhan dasar masyarakat," tuturnya.
Alpian mengatakan keluhan pelanggan perihal air PDAM Luwu Timur yang tidak mengalir sudah sepekan lebih akan dilaporkan ke pimpinan.
"Nanti saya sampaikan ke pimpinan soal keluhan masyarakat ini untuk ditindaklanjuti di komisi melalui rapat dengar pendapat (RDP)," tuturnya.
Akibat air PDAM yang sehari-hari dimanfaatkan warga setempat tidak mengalir, pelanggan terpaksa membeli air galon untuk keperluan masak, mencuci dan mandi.
Direktur PDAM Luwu Timur, Syaiful mengatakan sumber air Desa Atue ada pemeliharaan jaringan distribusi utama pipa 10 oleh Dinas Pekerjaan Uumum Perumahan Rakyat (PUPR) Luwu Timur.
"Pekerjaan pemeliharaan itu sampai hari ini belum kelar," kata Syaiful kepada TribunLutim.com via WhatsApp, Selasa (1/12/2020).
Selain itu, sumber air dari Sungai Cerekang menggunakan sistem pompanisasi yang mengandalkan tenaga surya.
"Kami mengandalkan tenaga surya, kondisi slalu mendung sehingga tidak maksimal," tutur Syaiful.
Sumber air dari Desa Atue dan Sungai Cerekang inilah yang digunakan PDAM untuk menyuplai kebutuhan air pelanggan di Desa Atue, Manurung, Lakawali dan Lakawali Pantai.
Berdasarkan data Badan Pusat Statisitik (BPS) 2020, jumlah penduduk di Desa Manurung 4.035 jiwa dan memiliki 1.142 kartu keluarga (KK). Luas wilayah Manurung 5.77 kilometer persegi.
Syaiful menambahkan, pihaknya juga belum tahu pasti kapan air di wilayah Manurung bisa kembali mengalir, ia menunggu kabar dari rekanan yang melakukan pekerjaan tersebut.
"Tergantung pekerjaan dari rekanan PU," katanya.
Diberitakan, Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Luwu Timur dikeluhkan warga Desa Manurung, Kecamatan Malili, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Keluhan disebabkan, sudah lebih sepekan terakhir distribusi air tidak mengalir ke rumah-rumah pelanggan di Desa Manurung.
"Kami di Desa Manurung sudah lebih sepekan ini air PDAM tak mengalir," kata warga Dusun Cerekang, Breck (38), Senin (30/11/20).
Kondisi ini berdampak pada terganggunya kebutuhan warga perihal air bersih.
"Untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan mencuci kita memanfaatkan air galon yang dibeli di warung-warung" kesalnya.
Pelanggan berharap PDAM tak menyusahkan masyarakat ditambah lagi dalam kondisi pandemi seperti saat ini.
"Harusnya pihak PDAM memberikan solusi, seperti membagikan air dengan mobil tangki kepada pelanggan yang terdampak," tambahnya.
Keluhan yang sama juga disampaikan warga Dusun Pabeta, Taufik. Karena air tidak mengalur, Taufik meluapkan keluhannya di media sosial facebook.
Pelanggan juga mempertanyakan apa penyebab air PDAM tak mengalir hingga lebih sepekan.
"Apa penyebabnya sehingga air PDAM tidak mengalir ke rumah warga, Khususnya di 4 dusun di Desa Manurung, padahal sebelumnya pihak PDAM hanya mengumumkan hanya 3 hari" tulis Taufik diakun Facebooknya.(*)
Laporan Wartawan TribunLutim.com, vanbo19