Palekko Mantoel untuk ukuran 500 gram dibanderol Rp 60 ribu dan 300 gram Rp 35 ribu.
Sedangkan paket nasi dengan palekko Rp 25 ribu dan satu ekornya Rp 115 ribu.
“Itik kami dijamin tidak bau atau amis, karena menggunakan cara masak tersendiri,” ujarnya.
Dalam sehari, Muthmainna mampu memproduksi palekko yang diolah dari 5 ekor itik.
“Paling sedikit 5 ekor itik setiap hari,” katanya.
Muthmainna mengatakan dalam memesan palekko ini, dapat merequest tingkat kepedasan.
“Jadi bisa request sedang pedasnya atau yang level tinggi. Tapi yang lebih banyak pesan tingakt kepadasannya tinggi agar lebih masippa,” ujarnya.
Dari cita rasanya sendiri, resep Palekko Mantoel menggunakan kayu bakar saat memasak, lebih terasa jahenya, bawang putih dan merah serta pedasnya.
“Asam jawanya juga lebih terasa dan kita tidak menggunakan ayam. 100% itik,” katanya.
Bukan hanya itiknya yang berasal dari Pinrang, berasnya pun disuplai langsung dari Pinrang.
“Itik dan berasnya semua dikirim langsung dari Pinrang,” ujarnya.
Rencananya itik panggang dan goreng akan dijajakan UMKM Palekko Mantoel.
Dalam memulai usaha palekko, Muthmainna tak merasa ragu-ragu pasalnya telah mencoba dari tahun 2019.
“Saat itu mendapat respon yang baik. Jadi saat membuka resmi tahun ini kita tidak ragu lagi,” katanya.
Adapun tantangan yang dirasakan dalam memproduksi yakni cara mengaduknya.
Pasalnya ia memiliki trik tersendiri dalam memasak palekko ini.
“Cara mengaduknya harus lebih diperhatikan agar hasilnya maksimal dan dalam resep turun temurun itu ada trik khusus,” ujarnya.
Untuk pemesanan dapat melalui GrabFood dan GoFood atau di WA 082187825226.