Pengungsi Sri Langka

Mendesak, 12 Pengungsi Sri Langka Etnis Tamil Dipindahkan dari Medan ke Makassar, Begini Alasannya?

Penulis: Muslimin Emba
Editor: Arif Fuddin Usman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengungsi Sri Langka Etnis Tamil saat tiba di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar di Maros, Selasa (13/10/2020).

TRIBUN-TIMUR.COM - Mendesak, 12 Pengungsi Sri Langka Etnis Tamil Dipindahkan dari Medan ke Makassar, Begini Alasannya?

Adapun 12 orang pengungsi tersebut berasal dari penampungan di Medan.

Baca juga: Kedapatan Kerja di Warung Coto dan Bengkel, 5 Pengungsi dari Luar Negeri Diamankan Rudenim Makassar

Baca juga: Model Cantik Hilang 12 Tahun, Ditemukan Kondisi Wanita Tanpa Busana Berkeliaran, Ini Kronologisnya

Mereka dipindahkan ke Makassar atas alasan keamanan Selasa (13/10/2020).

Pengungsi Sri Langka etnis Tamil tersebut rata-rata sudah bertahan selama 7 tahun di Indonesia.

Pemindahan ini dilakukan berdasarkan permohonan dari Rudenim (Rumah Detensi Imigrasi) Medan.

Pengungsi Sri Langka Etnis Tamil saat tiba di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar di Maros, Selasa (13/10/2020). (dok rudenim makassar)

Dan permohonan itu disetujui oleh Direktur Jenderal Imigrasi untuk selanjutnya 12 pengungsi tersebut berada dibawah pengawasan Rudenim Makassar.

"Informasinya mereka dipindahkan karena terjadi perkelahian sesama pengungsi di sana," terang Kepala Rudenim Makassar Togol Situmorang.

"oleh karena itu untuk menghindari hal-hal buruk yang dapat terjadi, maka diputuskan untuk dipindahkan ke sini," lanjut Togol Situmorang.

Baca juga: Yuk ke Bugis Waterpark, Harga Tiket Masuk Mulai Rp50 Ribu, Hanya Berlaku Selama Bulan Ini Saja Lho!

Baca juga: Model Cantik Hilang 12 Tahun, Ditemukan Kondisi Wanita Tanpa Busana Berkeliaran, Ini Kronologisnya

Proses pemindahan dilakukan dengan pengawalan oleh empat orang petugas, tiga berasal dari Rudenim Medan dan satu orang dari Rudenim Makassar.

Mereka dipindahkan dengan menggunakan Maskapai Citylink QG919 berangkat dari Bandara Kuala Namu, Medan.

Rombongan 12 pengungsi itu tiba Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Selasa (13/10/2020).

Pengungsi Sri Langka Etnis Tamil saat tiba di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar di Maros, Selasa (13/10/2020). (dok rudenim makassar)

Sesampai di Makassar, 12 pengungsi dan petugas menuju Rudenim Makassar untuk dilakukan pendataan dan pengambilan Biometrik.

Selanjutnya mereka diantar oleh petugas menuju penampungan Wisma MSM 2 di Jalan Jipang Raya, Makassar.

Saat ini keseluruhan pengungsi dari luar negeri di bawah pengawasan Rudenim Makassar berjumlah 1.672 orang.

Mereka itu tersebar di 22 tempat penampungan di Kota Makassar.

Media Corner Rudenim Makassar

Sebelumnya Kepala kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Sulawesi Selatan Harun Sulianto meresmikan Media Corner di Rudenim Makassar, Selasa (22/9/2020).

Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita oleh Harun Sulianto.

Tampak hadir Kepala Divisi Imigrasi Kanwil Hukum dan HAM Sulsel Dodi Karnida dan Kepala Rumah Detensi Imigrasi Makassar Togol Situmorang.

"Ini fenomenal juga ini, begitu ada dideportasi akan dirilis di sini. Dengan ucapan Bismillahirahmanirahim, ruang media corner ini saya resmikan," kata Harun Sulianto.

Sebelum melakukan peresmian, Harun Sulianto juga memberikan pengerahan soal penguatan zona integritas dan publikasi yang efektif terkait kegiatan Redunim.

Dalam peresmian itu, Kepala Rudenim Makassar Togol Situmorang, menyebut terdapat 1.670 total pengunsi yang ditampung dari Januari hingga September 2020 ini.

Ke 1.670 itu ditampung di 24 tempat penampungan atau wisma di Kota Makassar.

Dari total yang ditampung kata dia ada beberapa yang dipindahkan ke Rumah Detensi lain.

"Untuk pendeportasian atau pemindahan ke rumah detensi daerah lain, ada satu ke Jakarta dan ada satu ke rumah detensi Jayapura," ujar Togol Situmorang.

Selain itu, pihaknya juga mengaku telah melakukan pemulangan (2P2) terhadap sembilan pengunsi.

Enam ke Afganistan, dua ke Pakistan dan satu ke Somalia pada bulan Januari hingga Agustus.

"Untuk pemulangan ke negara ke tiga ada 36 orang," ujar Togol Situmorang

"Ke Afghanistan sembilan orang pada bulan Februari,

"Lalu ke Myammar enam orang di bulan Februari, dan Iran satu orang di bulan Maret," jelasnya.

Afganistan lanjut Togol, satu orang di bulan Maret, Berikutnya Pakistan empat orang pada bulan Juli.

Lalu ke Somalia sebanyak 10 orang pada Juli dan Myammar lima orang pada bulan Agustus. (*)

Berita Terkini