TRIBUN-TIMUR.COM - Uji coba proses Belajar Mengajar di beberapa Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Maros telah dilaksanakan.
Di antaranya di SDN 111 Polejiwa, Kelurahan Taroada, Kecamatan Turikale.
Uji coba sekolah tatap muka itu sebagai penyesuaian pemerintah setempat, utamanya di zona kuning dan hijau dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Maros Takdir mengatakan, kegiatan tersebut hanya uji coba. Itu dibuktikan dengan pakaian murid.
Mereka yang hadir di sekolah tidak mengenakan seragam, melainkan pakaian biasa namun tetap sopan.
Mereka pun hanya diminta datang mengambil tugas dan diberikan penjelasan terkait mata pelajaran khusus dari gurunya.
"Jadi intinya belum ada secara resmi imbauan dari pemerintah setempat. Ini juga baru mau kita bicarakan dengan bupati, cuman memang saya minta seluruh sekolah untuk menyiapkan data jumlah masker yang dibutuhkan dan tempat cuci tangan," jelas Takdir, Senin (24/8).
• Siswa Tak Patuhi Aturan Mendikbud Nadiem Makarim, Sekolah Tatap Muka di Papua Akhirnya Ditutup Lagi
• Siswa SMPN 1 Tarowang Jeneponto Senang Belajara Tatap Muka, Alasannya Lebih Mudah Dipahami
• Pembelajaran Tatap Muka di Luwu Utara Mulai 1 September, Tapi Ini Syaratnya
Dalam uji coba sekolah tatap muka itu, murid dibagi dalam beberapa sesi.
Kantin sekolah pun tidak akan dibuka guna menghindari adanya kerumunan.
"Sesi pertama jam 8 pagi sampai jam 10, kemudian sesia kedua jam 10-12 siang, setiap kelas itu hanya diisi 10 orang siswa saja,” terang Takdir.
Uji coba tatap muka akan berlangsung selama sepekan sambil menunggu instruksi lanjutan dari pemerintah setempat, khususnya Dinas Pendidikan.
Proses belajar secara tatap muka juga mulai diterapkan di Tana Toraja mulai kemarin.
Belajar tatap muka berlaku untuk jenjang SD, SMP dan SMA sederajat.
Sekretaris Dinas Pendidikan Tana Toraja Pedi mengatakan, proses belajar tatap muka sudah berjalan efektif, namun tidak semua sekolah menerapkannya.
Pasalnya, di beberapa sekolah satuan pendidik belum keseluruhan jalani rapid test.
“Baru di wilayah Kecamatan Makale yang terapkan, yang lain guru-gurunya masih dirapid test," ucap Pedi.
• Ayu Ting Ting Segera Lepas Status Janda, Abdul Rozak Bongkar Konsep Nikah Umi Kalsum Buka Sosok Ini?
• Modus Usir Roh Jahat, Gadis Muda Jadi Korban Pemerkosaan Ayah Kandung, Minta Kerokan & Dibuat Pusing
• Terungkap Motif Penembakan Bos Ekspedisi di Kelapa Gading, Sering Ngajak Karyawati Hubungan Badan
Kendati sudah bisa dilakukan, proses belajar tatap muka tidak selamanya harus dilakukan di sekolah.
Itu berdasarkan arahan atau kebijakan dari Bupati Tana Toraja Nicodemus Biringkane.
"Setiap sekolah bagi kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari delapan pelajar, lokasinya bisa di mana saja yang penting tetap terapkan protokol kesehatan. Belajar tatap muka ini oleh Pemkab Tana Toraja diberi nama sekolah di bawah pohon," jelas Pedi.
Sebelumnya, uji coba juga telah diterapkan di Pinrang, dua kecamatan di Jeneponto dan Toraja Utara.
SMAN 1 Bantaeng Siapkan Wifi Gratis
Lain halnya dengan SMAN 1 Bantaeng yang tidak menerapkan belajar tatap muka namun tetap menyediakan Wifi gratis untuk siswa.
Wifi itu dapat digunakan siswa yang terkendala masalah kuota internet untuk mengikuti pembelajaran secara online.
Kepala sekolah (Kepsek) SMAN 1 Bantaeng Andi Arung mengatakan, dalam pembelajaran jarak jauh saat ini semua sekolah mempunyai kendala.
Menurutnya, salah satu yang menjadi kendala dalam pembelajaran online adalah tidak adanya kuota siswa dan jaringan internet sangat buruk.
"Bagi yang tidak punya jaringan, dipersialakan ke sekolah untuk belajar karena disediakan WiFi gratis di sekolah," ucap Andi Arung.(*)