Pluto ditemukan pada 18 Februari 1930 oleh Clyde Tombaugh.
Dia adalah seorang astronom yang bekerja di Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona, Amerika Serikat.
Namun, usaha untuk menemukan Pluto sudah dimulai sejak awal abad ke-20 oleh Percival Lowell, pendiri Observatorium Lowell, sekaligus astronom yang terkenal karena penemuan jejak kanal air di Mars.
Usaha penemuan Pluto menemui serangkaian kegagalan, hingga Lowell wafat pada 1916.
Setelah itu, usaha itu dilanjutkan dengan menciptakan kamera astronomi yang didesain khusus untuk menemukan Pluto.
Tombaugh menemukan Pluto di konstelasi bintang Gemini.
Objek langit itu awalnya terlihat seperti bintang yang berkedip lemah.
Ternyata, objek itu mengorbit matahari dalam kecepatan lambat.
Meski Lowell dan para astronom lainnya memprediksi bahwa Pluto akan memiliki ukuran yang lebih besar dan bersinar lebiih terang, namun penemuan Tombaugh diterima sebagai planet kesembilan yang tengah dicari.
Planet ini kemudian diberi simbol, P, yang merujuk pada huruf awal nama Pluto dan inisial dari Percival Lowell, untuk menghormati jasanya.
Karakteristik Pluto
Pluto tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Sama seperti Bumi, Pluto juga memiliki satelit yang mengorbitnya, dan diberi nama Charon.
Ukuran Charon sangat besar, hingga hampir mendekati ukuran Pluto.
Pluto sendiri memiliki massa 1,2 x 1022 kg dan radius 1.185 km.