Emil pun mengapresiasi rencana Kasad dan Wakapolri yang hendak menerjunkan relawan dari TNI-Polri dalam penyaluran vaksin ke masyarakat jika sudah berhasil melewati uji klinis.
“Pak Kasad menyampaikan nanti pemberian vaksinnya butuh anggota TNI Polri supaya pemberian tidak harus satu tahun, tapi bisa mungkin dua (atau) tiga bulan," kata dia.
Emil menilai, menghadapi Covid-19 layaknya menghadapi medan pertempuran.
"Jabar mengklasifikasikan Covid-19 ini sebagai perang.
Kalau perang semua harus bela negara tidak hanya yang punya jabatan, semua rakyat berjuang,” jelas dia.
Berharap tes Covid-19 di Jabar diperbanyak
Ridwan Kamil, dalam pertemuannya dengan Wakapolri dan Kasad, berharap jumlah pengetesan Covid-19 untuk warga Jabar bisa diperbanyak.
Emil mengatakan, jumlah warga yang telah dites Covid-19 kini mencapai 189.000 orang.
Namun, jumlah penduduk Jabar sejumlah 50 juta jiwa.
Jumlah warga yang telah dites dianggap belum proporsional jika melihat keseluruhan penduduk.
“Pengetesan sudah tertinggi kedua setelah DKI Jakarta, namun sering dilihatnya harus pakai presentase, karena penduduknya besar, 50 juta jiwa, presentase kami terlihat kurang maksimal,” kata Emil.
Untuk mengejar rasio pengetesan di Jabar, ia meminta Wakapolri dan Kasad memberikan bantuan berupa alat tes usap maupun anggaran.
“Sehingga kami memohon kepada beliau untuk memberikan dukungan PCR atau anggaran agar kami bisa mengetes melalui lembaga swasta yang menyediakan.
Karena kapasitas laboratorium kami yang jumlahnya 20 lab, kapasitas sudah maksimal di angka 15.000 hingga 20.000 per minggu.
Padahan idelanya di angka 40.000,” tutur Emil.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Hari Lagi Disuntik Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil: Kalau Ada Reaksi, Kami Harus Tanggung Jawab"