Baca tanpa iklan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sudah setahun Ernawati, warga Jl Perdamaian, Kelurahan Bara-baraya, Makassar menanti keadilan dari Propam Polda Sulsel.
Segala upaya telah dikerahkan ibu lima anak itu, termasuk mengumpulkan bukti-bukti kematian kakaknya, Kaharuddin pada 24 Juli 2019.
"Kakak saya tewas dengan penuh luka di wajah, badan hingga kuku tangan dan kaki," kata wanita berhijab itu sembari memperlihatkan foto-foto jenazah kakaknya saat menyambangi Kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Makassar, Selasa (28/7/2020).
Kedatangan Ernawati di redaksi Tribun Timur adalah yang kedua kalinya.
Pada 8 Februari 2020, dia juga menyambangi Redaksi Tribun setelah berbulan-bulan tak mendapat kepastian dari kepolisian.
"Capekma dipimpong, dipersulit seperti ini. Waktu kasus saya ini disidik di Propam ditawarkan perdamaian, waktu digelar perkara malah saya diminta cari jalan baiknya," ucap Ernawati sambil menangis.
Ia menjelaskan, semua itu berawal pada 24 Juli 2019.
"Saya disampaikan istri kakak saya bahwa Kaharuddin ditangkap sejumlah orang yang mengaku dari pihak kepolisian," ujarnya.
Tanpa mengetahui sebab penangkapan Kaharuddin, Ernawati dan istri Kaharuddin mencoba menyusul sang kakak.
"Jadi saya cari di beberapa titik, akhirnya saya disampaikan polisi, kakak saya ada di Posko Resmob Polda Sulsel," katanya.
"Itu sekitar pukul 14.00 Wita. Saya tanya di situ, kakak saya ada, katanya ada dan sementara diperiksa," tuturnya bercerita.
Mendengar kabar itu, Ernawati lega dan tak begitu khawatir. Dia pun kembali ke rumahnya.
"Kakak saya ditangkap sekitar pukul 07.00 Wita dan saya dapat infonya meninggal sekitar pukul 15.00 Wita," terang Ernawati sembari menunjukkan bukti laporannya di Propam Polda.
Berdasarkan informasi yang dihimpunnya, kakaknya telah berada di Rumah Sakit Bhayangkara sekitar pukul 10.00 Wita.