Guru besar pertanian itu menyebut impiannya menjadikan kampus yang dikenal selama ini sebagai pencetak guru berubah sebagai kampus enterpreneur.
Hal itu tak lain untuk membantu pemerintah mencukupi rasio jumlah wirausahawan.
Dimana saat ini jumlah wirausaha di Indonesia baru 3,5 persen lebih, sementara untuk negara maju diatas 4 persen.
“Meski lulusan masih didominasi sarjana pendidikan namun dengan ditanamkannya jiwa enterpreneur.
"Sehingga nanti dimasa mendatang dengan jiwa tersebut bisa melahirkan inonasi sehingga bisa lebih efektif,” jelasnya.
Husain menyebut, jiwa enterpreneur itu tidak hanya melakukan konsumsi saja akan tetapi melahirkan inovasi yang bisa dinikmati banyak orang.
Dengan memiliki jiwa enterpreneur maka bisa menjadi pewarna dalam kehidupan karena selalu berkreasi.
“Seluruh mahasiswa dari jenjang diploma tiga hingga program doktoral diajarkan tentang jiwa kewirausahaan,” jelasnya. (*)