CITIZEN ANALYSIS

Resilience Danau Tempe, Antara Ekspektasi, Bencana dan Eksploitasi

Editor: Jumadi Mappanganro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penulis Buku Rumah Mengapung Suku Bugis, Naidah Naing

Setiap kali banjir, ratusan rumah warga yang terdampak. Tak ada satupun rumah di sekitar kawasan ini yang lolos dari genangan.

Rata-rata setiap tahun sekitar 4000-an warga yang terdampak banjir di Wajo.

Belum lagi warga lain yang terdapat di kabupaten Soppeng dan Sidrap yang secara administratif Danau Tempe berada pada ketiga Kabupaten ini.

Namun wilayah terbesar dari danau Tempe ini berada di Kabupaten Wajo. Ketinggian banjir rata-rata 3 meter bahkan mencapai atap rumah panggung.

Bagi masyarakat yang terkena dampak, banjir yang terjadi tidak lagi dianggap sebagai sebuah bencana tahunan, tapi justru dianggap sebuah anugerah dari Allah SWT.

Ini karena sudah menjadi habit (kebiasaan). Kebiasaan yang terjadi terus-menerus pada kehidupan mereka akhirnya membentuk karakter.

Karakter bertahan, karakter beradaptasi secara sosial, budaya, ekonomi dan fisik saat permukiman mereka tenggelam oleh banjir telah berhasil mempertahankan peradaban masyarakat di atas air selama puluhan tahun.

Dengan karakter yang sudah terbiasa menghadapi banjir selama bertahun-tahun, telah mampu merubah mindset mereka dari mindset bencana menjadi mindset ekseptasi.

Unissula Semarang Terima Maba S2 Magister Kenotariatan Kelas Makassar

Betapa tidak, berpuluh tahun masyarakat yang terdampak ini telah belajar memahami tanda-tanda alam akan kedatangan banjir, berpuluh tahun masyarakat belajar dari alam cara mengatasi permasalahan sosial, ekonomi dalam situasi banjir.

Berpuluh tahun pula masyarakat terus belajar beradaptasi dan berinovasi mempersiapkan rumah dan lingkungan permukimannnya menjadi tempat tinggal yang tetap layak dan tetap nyaman dalam kondisi banjir.

Salah satunya dengan meninggikan lantai rumah, membuat lantai gantung cadangan di dalam rumah (Bugis: Panrung) sampai dengan mempersiapkan plafon sebagai lantai pertahanan terakhir jika banjir sudah mencapai atap rumah.

Dalam kondisi banjir, yang dalam kaca mata orang di wilayah lain itu dianggap kondisi kemalangan atau bencana, justru masyarakat di sekitar Danau Tempe ini bersikap biasa saja.

Mereka tetap santai dalam melakukan kegiatan menghuni, kegiatan sosial (sekolah, beribadah, bersosialisasidll), dan tetap melakukan kegiatan ekonomi seperti biasa sesuai dengan daya bertahan dan daya adaptasi mereka.

Selain bencana banjir, kondisi kekeringan panjang sering pula melanda kawasan Danau Tempe.

Kekeringan yang terjadi di Danau Tempe akan membuat danau ini kering kerontang tanpa menyisakan setetes airpun.

Luncurkan Program Sejuta Masker di Gowa, Mendagri: Tidak Ada Alasan Tidak Patuh

Halaman
1234

Berita Terkini