Saat itu ia mengikuti pasangan suami istri ini mulai dari Bandara Soekarno Hatta hingga penginapannya di Apartemen Kelapa Gading.
Karena istri sang pengedar sabu sudah ditangkap terlebih dahulu, tim buru sergap pun mencari suaminya yang bersangkutan di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat.
Terjebak di kamar mandi
Untuk mengikuti gerak-gerik pelaku itu, Yosia pun menginap di hotel tempat di mana sasarannya hendak diciduk.
Bahkan, ia menyelinap ke toilet di kamar pelaku selama seharian.
Sebab, pelaku urung keluar dari kamarnya.
Sebagai manusia biasa, Yosia kala itu sempat mengkhawatirkan keselamatannya.
“Saya kekurung. Takut sebenarnya, takut ketahuan. Pokoknya saya takut mati di situ karena yang saya tangkap bukan orang biasa,” kata Yosia.
Benar saja, Yosia nyaris tepergok di tempat persembunyiannya.
Namun, pelaku mencoba kabur dari hotel hingga akhirnya ditembak mati petugas kepolisian.
Tak kenal lelah Menurut Yosia, menjadi seorang anggota polisi itu harus sigap ketika ditugaskan mengungkap suatu masalah.
Bahkan, wajib tak kenal lelah. Ia tak pernah mengeluh meski dirinya harus bergadang demi mengungkap suatu kasus narkoba.
“Saya punya tanggung jawab untuk mengungkap kasus narkoba ya misalnya, ya itu harus saya jalani dengan senang. Toh juga ini passion saya,” kata Yosia.
Dengan menangkap pengedar dan mengungkap kasus narkoba, ia berharap pendistribusian Narkoba ke masyarakat semakin berkurang.
“Saya selalu bayangin jika itu menyasar (kasus narkoba) itu ke keluarga atau ke teman saya. Saya tidak akan sanggup lihatnya, maka saya akan terus tangkap para pengedar itu,” tuturnya.