Isi Pesan Jokowi via Mahfud MD ke Instansi Kapolri Idham Azis, 'Jangan Terlalu Sensi, Diawasi Saja'

Editor: Sakinah Sudin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi dan ibu negara Iriana (kiri), Kapolri Idham Azis (kanan)

TRIBUN-TIMUR.COM -- Sepertinya Presiden Jokowi mulai risih dengan banyak  pemberitaan tentang warga yang ditangkap aparat karena melempar hoaks atau humor di sosial media

Terbaru kemarin soal warga yang diamankan polisi karena memposting Humor ala Gus Dur tentang 3 Polisi Jujur

Ini nyatanya menjadi perhatian serius Jokowi hingga sampai menitip pesan untuk disampaikan ke publik.

Jokowi menyampaikan pesan itu melalui Menkopolhukam Mahfud MD.

Pesan tersebut intinya meminta aparat jangan terlalu sensitif dalam menanggapi aspirasi di masyarakat.

Mahfud MD juga mengingatkan aparat tak usah terlalu menaggapi hoaks-hoaks ringan.

Mahfud MD mengungkapkan pesan tersebut disampaikan Jokowi kepadanya, ketika berbincang dengannya beberapa waktu lalu.

Pesan tersebut disampaikan Mahfud MD ketika menjelaskan tantangan penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 selain pandemi Covid-19, adalah maraknya konten berita bermuatan hoaks, fitnah, SARA, dan ujian kebencian.

Hal itu ia sampaikan dalam sambutan pada acara Peluncuran Pengawasan dan Update Kerawanan Pilkada 2020 yang disiarkan secara langsung di akun YouTube Bawaslu, Selasa (23/6/2020).

"Beberapa hari yang lalu, bicara dengan Bapak Presiden, bicara tentang hal-hal begini."

"Yaitu memang memperhatikan, tapi pesan Bapak Presiden itu, jangan aparat itu, jangan terlalu sensi. Jangan terlalu sensitif."

"Ada apa-apa ditangkap, ada apa-apa diadili. Orang mau webinar dilarang. Tidak usah, biarin saja kata Presiden."

"Wong, kita seminar tidak seminar tetap difitnah terus kok. Diawasi saja," beber Mahfud MD.

Mahfud MD mengungkapkan aparat tidak perlu menanggapi hoaks-hoaks ringan, dan gurauan masyarakat.

Meski begitu, Mahfud MD menegaskan aparat tetap perlu menindak pelanggar hukum dan kriminal.

Halaman
1234

Berita Terkini