TRIBUN-TIMUR.COM - Banyak pihak meragukan kemampuan pasukan elite TNI AD saat membebaskan sandera di pesawat Garuda Woyla Dibajak teroris di bandara Thailand pada 1981 silam.
Ternyata Kopassus hanya butuh 3 menit untuk melumpuhkan pembajak.
Kisah berawal saat pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206, DC-9 Woyla dari Jakarta tujuan Medan dibajak dan dibawa ke Thailand pada 1981 silam.
Para teroris berencana membawa pesawat tersebut ke Libya.
• Baru Jadi Pengantin Baru, Suami Pergi Perang Tak Pernah Kembali, 70 Tahun Kemudian Semua Terungkap
Mereka menuntut uang tebusan dan juga pembebasan kawan-kawan mereka sebelumnya yang telah tertangkap.
Achmad Kirang saat penyerbuan ke dalam pesawat berada di tim hijau. Kirang diikuti oleh Pembantu Letnan Dua Pontas Lumban Tobing.
Tim hijau ini mendobrak pintu pesawat DC-9 Garuda Woyla dan menyergap masuk melalui pintu belakang.
Dua orang yang belum bisa membedakan mana pembajak dan mana penumpang ini dengan gagah berani menyergap masuk menghadapi risiko pembajak yang sudah siap menghamburkan pelurunya kepada siapapun penerobos yang akan membebaskan para sandera.
Setelah penyergapan dari pintu utama dilakukan dan anggota teroris satu persatu dilumpuhkan, seorang bintara yang berdiri diatas tangga lipat menekan tombol tangga hidrolik untuk menurunkan tangga pintu belakang pesawat secara elektrik.
'
Proses turunnya tangga belakang pesawat yang memakan waktu, memberi kesempatan bagi pembajak yang duduk di bagian belakang kanan pesawat untuk bersiap menembak.
• Cara Bintang Emon Serang Balik Penyebar Fitnah, Diam-diam Beri Bukti Tampar Para Buzzer
Begitu tangga turun, Achmad Kirang selaku Penyergap-1 diikuti Penyergap-2 Pembantu Letnan Dua Pontas Lumban Tobing dengan cepat menaiki anak tangga pesawat untuk menyerbu masuk.
Ketika Achmad Kirang muncul di dalam kabin pesawat, pembajak yang belakangan diketahui bernama Mahrizal melepaskan tembakan pistol ke Kirang.
Ia terkena tembakan pistol pada bagian perut di atas kemaluan yang tidak terlindungi oleh rompi anti peluru.
Prajurit Kopassandha yang penuh pengalaman tempur dan Pemegang Sabuk Hitam Karateka Dan-I itu langsung jatuh tersungkur.
Rompi anti peluru yang dikenakan Kirang bukan yang versi militer, sehingga hanya melindungi bahagian badan sampai ke pinggang.
Tak berhenti menembak Kirang, Mahrizal juga menghamburkan peluru untuk Pontas.