Kemudian di awal pernikahan, Puneet yang berasal dari desa Thuthia mulai melecehkan dan memukuli istrinya karena tidak mendapat sepeda motor sebagai mahar.
Istrinya yang tersakiti karena disiksa, kemudian kembali ke rumah orangtuanya.
Puneet lalu membalasnya dengan mengunggah foto sang istri ke media sosial.
Ketika istrinya terus menerima telepon, dia merasa muak dan mengajukan keluhan kepada Cyber Cell.
Dia bahkan menyebut suaminya sebagai tertuduh, kata laporan media setempat.
Laporan polisi mengatakan, "Kami menangkap Puneet pada Senin, dan ia telah dipenjara."
"Ini adalah kasus kejahatan yang tidak biasa terhadap wanita, dan kami akan memastikan hukuman yang setimpal bagi tertuduh."
• Murid Kelas 6 SD Curi Motor, Ditangkap Warga saat Sembunyi di Selokan, Pelaku Lain Kabur
• Bupati Enrekang Lantik 63 Kepala Sekolah Lewat Vicon
Mahar ilegal di India
Ketika berita ini tersebar luas, pembicaraan tentang sistem mas kawin India muncul lagi.
Membayar dan menerima mahar adalah tradisi Asia Selatan yang sudah berlangsung selama ratusan tahun, di mana orangtua mempelai wanita memberikan uang tunai, pakaian, dan perhiasan kepada mempelai pria.
Seorang pengguna Facebook bernama Riti Mittal bertanya, "Apa yang membuat laki-laki di sini merasa berhak menuntut sepeda dan uang? Kalau kamu mau sepeda, bekerja, cari uang, dan beli!"
Kemudian @PalakDogra8 menulis, "Penyiksaan akibat mahar masih terjadi di India. Apakah ini akan berhenti?"
Praktik mas kawin kuno ini telah ditetapkan ilegal di India pada 1961 dengan Undang-undang Larangan Mahar.
Gulf News mewartakan, di UU itu tercantum bahwa uang atau hadiah yang diminta atau diberikan sebagai mas kawin saat pernikahan, dapat dituntut secara hukum.
Meski begitu, persoalan mahar ini masih lazim terjadi dan menjadi salah satu masalah sosial terbesar yang memengaruhi wanita dan gadis di India.