Mbak Tutut Kenang Presiden Soeharto Jelang Runtuhnya Rezim Orde Baru, Bongkar Sikap para Menteri

Penulis: Desi Triana Aswan
Editor: Anita Kusuma Wardana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Soeharto merayakan ulang tahun pada 8 Juni, Mbak Tutut kenang sikap sang ayah jelang lengser

Presiden Soeharto pun berpesan pada mereka agar tidak membiarkan rakyat menjadi korban hanya untuk mempertahankan kedudukannya menjadi Presiden.

"Walau diberikan nasehat itu, tentu emosi kami tetap tersulut dengan hujatan-hujatan tak berdasar itu. Berat rasanya hati ini menerima tekanan saat itu yang ditujukan pada bapak," kenang Mbak Tutut.

"Karena kami tahu keseharian bapak. Tuduhan dan perlakuan terhadap Bapak, sudah melampaui batas," jelasnya.

Berikut kisah Presiden Soeharto selengkapnya :

Masih pada tahun 1998. Pada saat itu bapak sudah memutuskan untuk berhenti menjadi Presiden RI, setelah adanya desakan sebagian masyarakat dan mahasiswa. Lalu mulai muncullah hujatan, cacian, makian, dan beragam tuduhan ditujukan pada bapak dan keluarga. Berat rasanya bagi saya dan adik-adik menerima semua tekanan ini. Walau bapak selalu mengingatkan agar kami sabar dan jangan dendam.

Pada saat itu keadaan sangat mencekam. Begitu banyak orang turun ke jalan (ukuran kala itu) untuk melakukan demo. Situasi tidak terkontrol lagi. Penjarahan di mana-mana. Berhari-hari hal ini berlangsung.

Karena begitu rusuhnya situasi pada saat itu, untuk keselamatan bapak, bapak diminta oleh sejumlah pihak meninggalkan kediaman Cendana, mengungsi. Bahkan ada beberapa presiden menawarkan bapak untuk datang ke negaranya dan beliau-beliau siap melindungi bapak.

“Saya tidak akan pergi ke mana-mana. Ini rumah saya. Saya akan tetap disini. Sampaiken terima kasih saya pada sahabat-sahabat saya dari negara-negara lain. Tapi maaf, saya tidak akan meninggalken Indonesia. Saya lahir di Indonesia. Seandainya saya harus mati, saya akan mati di Indonesia, negeri dimana saya dilahirken.” Mendengar jawaban bapak, rasa bangga dan haru, tak dapat dibendung. Bapakku seorang negarawan dan ksatria. Tidak akan “tinggal glanggang colong playu” (lari dari masalah atau lari meninggalkan tanggung jawab).

Ketika ditanyakan, apakah bapak tidak takut menghadapi situasi sedemikian brutalnya kala itu?

“Kenapa saya harus takut? Saya tidak bersalah. Saya sudah melakuken tugas saya dengan sebaik kemampuan yang saya punya. Saya meyakini, bahwa yang turun ke jalan, hanya terhasut oleh kelompok yang menginginken Indonesia hancur. Semoga Allah mengampuni mereka, dan segera menyadarken mereka, karena masyarakat kecil yang akhirnya akan lebih menderita. Kami hanya berlindung pada Allah Yang Maha Agung.”

Itulah jawaban bapak. Bangganya hati ini, mendengar jawaban bapak. Alhamdulillah. Itulah prinsip bapak, dalam menghadapi situasi banyak tekanan opini yang kurang menguntungkan itu.

Setelah bapak berhenti dari presiden, pengawalan yang tadinya diberikan dari ABRI untuk Presiden dan mantan Presiden, dari Negara, dicabut oleh keputusan Presiden Habibie. Digantikan oleh Polisi.

Sejujurnya saat itu, rumah kami hanya dijaga oleh SATPAM dan beberapa anggota ABRI yang mengajukan pensiun dini, karena akan tetap menjaga bapak sampai mati. Kebesaran Allah yang menyelamatkan kami dari situasi yang terpuruk saat itu, dan karena keyakinan bapak, hanya berlindung pada Allah Yang Maha Agung.

Bila ditanyakan pada saya dan adik-adik, apakah saat itu kami merasa takut? Tentu tidak. Kami di kawasan Jalan Cendana tidak sedikitpun ada rasa takut.

Hanya saja, dan tentu saja itu manusiawi, ada yang mengguncang hati pada saat itu. Ada rasa marah dan kecewa, kepada sekelompok masyarakat dan sekelompok mahasiswa, yang menghujat dan menuduh bapak berbuat buruk terhadap bangsa dan negara Indonesia. Kami merasa tidak terima terhadap apa yang mereka tuduhkan kepada bapak, karena kami tahu sebagian besar hidup bapak, diabdikan untuk kejayaan Bangsa dan Negara Indonesia. Sejak Indonesia lahir melalui serangkaian perjuangan melawan penjajah hingga proses membangun bangsa dengan tantangan yang tidak sederhana.

Halaman
1234

Berita Terkini