Wawancara Eksklusif

Guru Besar FKM Unhas Prof Sukri Palutturi: Sulsel Sudah Harus PSBB

Penulis: Rudi Salam
Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Sukri Palutturi

Bisa kita lihat  namanya petugas-petugas di daerah cukup tegas meskipun banyak pihak juga mengatakan bahwa pemerintah mengabaikan.

Menurut saya pada saat diterapkan itu kan sudah melalui pertimbangan saya sudah menghitung apa yang dapat ditimbulkan. Jadi diawal itu cukup ketat menurut saya. Saya melihatnya dari sini bagaimana penerapan aturan ini.

Belakangan ini, semakin lama semakin kesini semakin longgar. Seakan-akan juga ini masyarakat tidak ada lagi Covid-19. Ini bukan hanya soal penularan, ini juga adalah persoalan resiko yang ditimbulkan.

Ketika seseorang terkonfirmasi Covid-19, bagaimana kesiapan rumah sakit kita, bagaimana tenaga medis tenaga, perawat tenaga, kesehatan yang ada di rumah sakit mereka adalah orang-orang yang bisa jadi korban karena kita tidak melakukan protokol Covid-19 ini.

9. Apa yang harus dilakukan pemerintah dan pihak terkait agar "pelonggaran” protokol covid-19 tersebut tak dibiarkan terus terjadi?

Mestinya pemerintah menghindari. Katanya pemerintah mau memutuskan mata rantai penularan, dengan melakukan pelanggaran, itu artinya pemerintah tidak tegas dalam menerapkan aturan ini.

Mestinya kita semua harus menahan diri, jadi pemerintah harus tegas masyarakat harus menahan diri untuk tetap tinggal di rumah.

Tidak boleh ada kata pelonggaran, ketika ada kata pelonggaran sama halnya dengan masyarakat kita menjadi korban penularan Covid-19 ini.

10. Kini kendali Covid-19 terkesan diserahkan kepada masyarakat. Apa makna dan risikonya?

Jadi kendali Covid-19 ini kepada masyarakat yang pertama kita bisa katakan bahwa bisa bayangkan, kemarin saya menggambarkan berapa jumlah penduduk Kota Makassar ada 1,5 penduduk Kabupaten Gowa kira-kira 760-an lah itu kira-kira 2 juta lebih dari 2 juta lebih penduduk 2 Kabupaten Kota.

Artinya remote control itu disampaikan kepada masyarakat itu artinya berapa banyak yang mengendalikan Covid-19 ini. Artinya terdapat dua juta penduduk yang akan mengkontrol seperti apa tindakan yang akan dilakukan.

Ini juga merekalah yang akan menentukan ini saya mau tegas, saya mau saya mau moderat, saya mau yang lemah-lemah saja. Jadi merekalah yang akan menentukan daripada saluran atau channel mana yang mereka inginkan.

11. Siapa sebenarnya pihak yang bertanggung jawab atas remote control/pengendalian corona di suatu daerah?

Karena kita hidup dalam pemerintahan, tentu pemerintahlah yang harus mengendalikan daripada remote control ini.

Memang variabel-variabelnya cukup banyak, tentu masyarakat harus terlibat tentu semua sektor harus terlibat, dan sebagainya tapi kendali ini tidak boleh diserahkan kepada mereka tetap harus berada pada pemerintahan.

12. Lalu bagaimana Anda melihat pemerintah daerah di Sulsel atas tanggung jawab tersebut?

PSBB itu berada pada kabupaten/kota, maka menurut saya untuk situasi pengendalian Covid-19 itu yang harus dimaksimalkan. Jadi pemerintah provinsi jangan mengintervensi pemerintah kabupaten/kota.

Ada provinsi di Indonesia yaitu Sumatera Barat yang jumlah kasusnya jauh lebih rendah daripada Sulawesi Selatan dan provinsi ini sudah menerapkan PSBB tingkat provinsi.

Menurut saya, pada kondisi situasi seperti ini kita lagi Sulawesi Selatan dimana penyebaran hampir di semua kabupaten/kota maka menurut saya yang tadinya itu dilakukan pada tingkat kabupaten kota itu harus ditarik ke atas menjadi PSBB tingkat provinsi.

13. Baru-baru ini Gubernur Sulsel optimis akhir Mei 2020, penyebaran virus corona di Sulsel menurun. Menurut Anda?

Saya kira dengan kondisi ini sangat sulit untuk kita kendalikan. Bisa Anda lihat saja hanya dalam hitungan beberapa hari saja jumlah kasus Covid-19 meningkat. Hari ini sekarang sudah berada di peringkat keempat.

14. Prediksi Anda, kapan penularan Covid-19 melandai (menurun) di Sulsel? 

Saya malah tidak bisa memprediksi kapan terjadi landai penularan itu. Sekarang trendnya semakin bertambah, jadi landai penularan itu bisa kita temukan sangat bergantung pada intervensi yang dilakukan pemerintah.

Kalau pemerintah tegas, ketat menerapkan aturan, masyarakat bisa menahan diri keluar rumah, kemudian ada pemeriksaan tes massive, itu bisa kita bicara kira-kira prediksi landai penularan kapan bisa menurun.

Kalau berakhir sih tidak, yang bisa terjadi adalah menurun. Kapan berakhirnya? Masih sulit kita prediksi.

15. Apa saja yang harus dilakukan pemerintah daerah, tim gugus Covid, dan masyarakat agar trend kasus Covid-19 di Sulsel melandai?

Tidak ada cara lain kecuali yang pertama prinsipnya adalah masyarakat harus tetap melakukan pekerjaan dari rumah, bisa melakukan ibadah dari rumah yang bisa bekerja dari rumah.

Peran-peran ini harus dimainkan secara maksimal oleh pemerintah daerah dengan tim gugus Covid-19, jadi jangan menyerahkan kepada masyarakat dalam mengendalikan ini.

Pemerintah tetap, ini negara dalam keadaan bahaya dari sisi jumlah kasus dan kematian jadi kita tidak boleh main-main dengan bagaimana penanganan Covid-19.

16. Apa harapan Anda ke depannya?

Saya berharap bahwa PSBB tingkat provinsi bisa jalan. Artinya bahwa kontrol itu tidak hanya pada kabupaten kotanya.

Prinsip protokol covid-19 harus dimaksimalkan, tetap di rumah jika tidak mendesak, hindari kerumunan banyak orang, jaga jarak fisik, gunakan masker dengan benar dan cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer. Disamping itu layanan kesehatan harus diperkuat.(*)

Laporan Wartawan tribun-timur.com, Rudi Salam

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp

Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur: 

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

Berita Terkini