"Ibu-ibu bisa sambil masukkan kue kering ke toples sambil takbir. Yang masak opor ayam, ketupat. Ucapkan Allahu akbar Allahu akbar, allahu akbar wa lillahilham," ujar Ustadz Abdul Somad mencontohkan.
Namun ada hal yang membuat Ustadz merasa prihatin pada makna takbiran umat muslim jaman sekarang.
Banyak pemuda yang melakukan takbiran sambil berkeliling, konvoi, bahkan menyalakan petasan atau musik.
Hal tersebut sama sekali tidak ada di dalam ajaran agama islam.
"Ini bukan malam tahun baru, bukan acara perayaan agama lain, ini malam idul fitri. Tak betul ada yang begitu," paparnya.
Ustadz Abdul Somad juga menjelaskan tentang bagaimana umat muslim harusnya melaksanakan shalat idul fitri bagi perempuan yang sedang berhalangan.
Lalu bagaimana dengan perempuan yang sedang haid? apakah wanita haid boleh ikut ke masjid atau ke lapangan?
Perempuan yang sedang berhalangan, hendaklah tetap dibawa ke lokasi shalat ied.
"Kami diperintahkan mengeluarkan perempuan yang sedang berhalangan keluar (ke lokasi shalat ied) tetapi tidak diminta sholat," ucap UAS membacakan hadist tentang anjuran tersebut.
"Untuk apa? Mendengar khutbah," lanjutnya.
Karenanya, Ustadz Abdul Somad juga menganjurkan pada para pengkhotib agar bersuara lantang serta menyampaikan khutbah dengan semangat.
"Itulah kesempatan emas dia mendengarkan syiar," ungkap Ustadz Abdul Somad.
Dilanjutkan UAS, orang yang selama ini bahkan jarang ke masjid, idul fitri dia mungkin saja datang ke mesjid. orang yang sibuk bekerja datang saat shalat ied.
"Tujuan shalat ied itu untuk mendengarkan khutbah, kalau cuma shalat dua rakaat pun bisa," terang UAS.
Lebih lanjut, Ustadz Abdul Soamd juga menerangkan tata cara pergi ke masjid atau lapangan yang dijadikan lokasi shalat ied.