Bukan KSAD Jenderal Andika Perkasa, Pengamat Ungkap Sosok Inilah Paling Berpeluang Jadi Panglima TNI

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KSAD, Jenderal Andika Perkasa. Pengamat sebut bukan dia paling berpeluang jadi Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.

Pada  8 November 2020 nanti, dia akan memasuki usia 57 tahun.

Kemungkinan pergantian Panglima TNI akan dilakukan pada tahun depan.

KSAL dan KSAU Baru Pilihan yang Pas dan Tepat

Al Araf mengatakan terpilihnya Laksamana Yudo Margono sebagai KSAL dan Marsekal Fadjar Prasetyo sebagai KSAU merupakan pilihan yang tepat.

"Kalau dilihat dari jenjang karirnya dua orang itu tampaknya orang yang tepat untuk menduduki posisi KSAL dan KSAU," katanya.

"Keduanya terakhir menjabat sebagai Pangkogabwilhan I dan II, dan menempati posisi-posisi strategis dan jabatan strategis di TNI AU dan TNI AL. Sehingga secara jenjang karir memang mereka memiliki posisi yang pas untuk menduduki posisi KSAL dan KSAU," katanya mengimbuh.

Al Araf menyebut kedua orang ini akan menghadapi pekerjaan rumah serta tantangan besar ke depan.

Utamanya terkait dengan orientasi pembangunan pertahanan bangsa Indonesia.

Al Araf juga mengatakan pandemi Covid-19 juga menjadi persolan tersendiri untuk KSAL dan KSAU baru.

"PR yang paling berat adalah kita tahu bahwa dampak dari pandemi ini, adalah pengurangan anggaran di berbagai sektor pemerintahan, termasuk juga kementerian pertahanan. Pada di sisi lain ada realitas ancaman, terkait dengan konflik di Laut China Selatan, khususnya di Laut Natuna, di situ tentu ada peranan Angkatan Laut dan Angkatan Udara sendiri sangat signifikan," kata dia menjelaskan.

Oleh karena itu, dirinya menyarakan untuk KSAL dan KSAU baru bisa mencitpakan terobosan baru di tengah keterbatasan anggaran.

Sehingga mobilisasi alutsista mampu untuk menjawab persoalan acaman yang ada.

"Satu persoalanan Laut China Selatan itu menjadi PR sangat rumit kalau dalam situasi normal mungkin bisa mengadakan mobilitasi alutisan baik karena anggaran bisa mencukupi peningkatan kapasitas pertahanan. Tapi realitanya sekarang Indonesia mengalami persoalan ekonomi terdampak pada pengurangan anggaran termasuk di masalah pertahanan. Butuh terobosan dari AL dan AU untuk mengatasi bagaimana tetap membangun efektivitas pertahanan di dalam keterbatasan anggaran," kata Al Araf kembali menekankan.(*)

Berita Terkini