TRIBUNMAMASA.COM, MAMASA - Berbekal doa dan semangat, untaian kata itu terucap dari bibir Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat Labora Tandipuang ketika dikonfirmasi, Rabu (15/4/2020) siang tadi.
Sebagai komando Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, BPBD sudah sepantasnya menjadi ujung tombak dari penanganan Covid-19 di Mamasa.
Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, tak ada rasa lelah yang terpancar dari raut wajah mereka. Sungguh sebuah pengabdian dan pelayanan tanpa batas.
Labora Tandipuang saat dikonfirmasi siang tadi meluapkan segala kebanggaannya terhadap seluruh staf BPBD Mamasa yang terus bekerja di lapangan tanpa kenal lelah.
"Saya bangga dengan anggota yang bekerja dilapangan, mereka tidak pernah mengeluh dan menuntut upah atas apa yang mereka lakukan," ungkapnya mengawali wawancara.
Ia menuturkan keadaan tersebut tidak terlepas dari motivasi yang terus menerus diberikan sebagai penyemangat dengan mengatakan kepada seluruh staf BPBD.
"Kalau bukan kita yang menjaga kampung kita dari ancaman wabah Covid 19, lalu siapa lagi," ujar Labora.
"Hal itu ternyata melecut semangat seluruh anggota untuk turun lapangan," lanjutnya bercerita.
Labora yang baru beberapa bulan memimpin sebagai Kepala Pelaksana BPBD, tentu paham betul soal aksi kemanusian dan bencana daerah.
Tentu saja demikian, sebab walaupun baru saja menjabat di bos diinstansi itu, namun Labora sudah sering terlibat dalam aksi kemanusiaan. Seperti gempa Palu, Sulawesi Tengah beberapa tahun lalu.
Hanya saja ada hal yang seaakan mengiris hati Labora di tengah upaya melawan pendemi Covid-19 di Mamasa.
Saat ditanya soal sumber daya yang dikelola oleh BPBD Mamasa selama hampir dua bulan, Labora dengan raut wajah menahan kesedihan mengungkapkan isi hatinya.
Kepada wartawan Labora berkata, selama ini pihanya bekerja dengan fasilitas seadanya.
"Anda yang saksikan anggota saya di lapangan. Mereka bertugas hanya menggunakan jas hujan seharga Rp.10.000," katanya kepada wartawan.
Menurut dia, uang harian untuk anggota yang ditugaskan di lapangan hanya seadanya.