"Pemerintah Saudi kin masih fokus untuk memaksimalkan penyiapan fasilitas perhajian, dan penanganan wabah ketimbang mengurus administrasi kontrak,” jelas Oman..
"Ini seperti surat resmi yang disampaikan kepada Menag Fachrul Razi, Menteri Haji dalam wawancara itu meminta agar seluruh negara pengirim jemaah untuk menunda penyelesaian akad-akad atau kontrak haji," ujar Oman Fathurahman di Jakarta, Rabu (01/04).
Oman menambahkan, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama, mendapat mandat dari undang-undang untuk menyelenggarakan haji sebagai tugas negara. Karenanya, Kemenag berkomitmen menjalankan tugas ini semaksimal mungkin.
“Sepanjang pihak Saudi belum menyampaikan pemberitahuan secara resmi kepada Kementerian Agama terkait pembatalan haji tahun ini, maka kami tetap berproses seperti biasa,” tuturnya.
Sebab, lanjut Oman, penyelenggaraan haji diatur secara legal formal dalam taklimatul haj yang ditandatangani antara Indonesia dan Saudi. Proses penyiapan haji juga tidak hanya urusan pelayanan di Saudi. Urusan pelayanan di dalam negeri juga tidak kalah penting karena menyangkut pemenuhan hak dan kewajiban calon jemaah yang akan berangkat.
Umrah adalah bisnis besar bagi Arab Saudi dan tulang punggung rencana untuk memperluas jumlah pengunjung di bawah agenda reformasi ekonomi ambisius Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Membatalkan pelaksanaan haji akan menjadi hal yang belum pernah terjadi sebelumnya di zaman modern.
Tetapi membatasi kehadiran dari daerah berisiko tinggi telah terjadi sebelumnya, termasuk dalam beberapa tahun terakhir selama wabah Ebola.
Mitigasi Haji
Seiring pandemi Korona (Covid-19) di dunia, termasuk Indonesia dan Saudi Arabia, Kementerian Agama juga telah menyiapkan skenario untuk memitigasi beragam kemungkinan dalam penyelenggaraan haji, termasuk jika akhirnya dibatalkan. Saat ini, Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah sedang menggarap detail-detail skenario supaya dapat dilaksanakan secara praktis dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
“Nanti pada saatnya tentu akan kami sampaikan skenarionya,” pungkasnya.
Sekitar 2,5 juta jemaah dari seluruh dunia biasanya menjalankan ibadah haji yang dijadwalkan dimulai pada akhir Juli 2020.
Ibadah Haji juga merupakan sumber pendapatan yang signifikan bagi kerajaan Arab Saudi.
"Arab Saudi sepenuhnya siap melayani jemaah haji dan umrah," kata Mohammed Saleh kepada televisi Al-Ekhbariya yang dikelola pemerintah.
"Tetapi dalam keadaan saat ini, ketika kita berbicara tentang pandemi global, Kerajaan Saudi lebih fokus untuk melindungi kesehatan umat Muslim dan warga negara."
"Oleh karena itu kami telah meminta saudara kami umat muslim di semua negara untuk menunggu sebelum melakukan kontrak haji hingga situasinya jelas," katanya seperti dikutip dari kontan.co.id.
Selain menunda umrah, Arab Saudi juga telah menghentikan semua penerbangan penumpang internasional tanpa batas waktu.