TRIBUNLUWU.COM, BUA - Warga Desa Raja dan Desa Pabbaresseng, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, digegerkan dengan kemunculan ular piton raksasa.
Kemunculan piton di dua desa ini hampir besamaan, pada Minggu (23/2/2020) malam.
Panjang piton yang ditemukan warga Desa Raja mencapai enam meter.
Sementara ukuran piton yang ditemukan warga Desa Pabbaresseng seperduanya, atau tiga meter.
Warga Pabbaresseng, Amran mengatakan, kemunculan atau penamuan piton di Bua bukanlah hal baru.
"Kalau di Kecamatan Bua pada umumnya, penemuan piton atau ular sawa buka hal baru. Dari dulu. Termasuk di Desa Raja dan Desa Pabbaresseng," kata Amran, Senin petang.
Menurut dia, piton selama ini hidup di areal tanaman sagu yang banyak dijumpai di wilayah Bua.
"Seperti di Pabbaresseng. Disana dari dulu ditemukan piton. Banyak pohon sagu di sana," katanya.
Bahkan sebut dia, areal yang kini menjadi lokasi Bandara Bua dulunya merupakan 'sarang' pitong.
"Dulu paling banyak di areal yang sekarang menjadi lokasi Bandara Bua. Dulu di situ tempat orang berburu piton saat masih ada pembeli. Sekarang tidak lagi, karena sudah dilarang," katanya.
Sekadar informasi, piton yang ditemukan warga di Desa Pabbaresseng, Minggu (23/2/2020) malam, berukuran sekitar tiga meter.
"Ular ditemukan warga tadi malam di dekat sungai," kata Kepala Desa Pabbaresseng, Bugadang.
Kemunculan ular sempat menghebohkan warga sekitar.
"Warga khawatir ular tersebut akan menyerang warga jika tidak ditangkap," kata Bugadang.
Bugadang memperkirakan, ular berasal dari Sungai Bua yang tidak juah dari permukiman warga.