Namun, menurut Agus, lain soal jika kelelawar sudah dimasak dan dalam keadaan yang sudah matang untuk dikonsumsi.
"Kalau dalam sajian yang sudah masak seseorang tidak ikut berproses, barangkali virusnya sudah mati di situ," kata Agus.
Menurut Agus, saat kelelawar dimasak maka virus yang ada di dalamnya akan mati.
"Jadi artinya di laboratorium dengan temperatur 60 derajat selama 30 menit ini suhu sterilisasi dia akan mati, apalagi kalau dimasak," katanya.
Agus mengkhawatirkan, kontak langsung dengan kelelawar yang masih hidup dan proses yang dilakukan saat memasak kelelawar.
"Kalau yang sudah masak sudah mateng kemudian disajikan."
"Bagi yang mengonsumsi mungkin insyaallah aman, dia tidak ada urusan dengan kontak saat kelelawar hidup," ucapnya.
Agus tidak bisa memastikan apakah coronavirus yang ia temukan sama dengan 2019 nCoV yang saat ini mewabah di China.
"Kami tidak bisa memastikan, kalau itu kan 2019 novel coronavirus kepanjangannya. Saya rasa coronovirus yang kita dapatkan atau yang kita temukan di lokasi penelitian kita itu apakah sama persis atau tidak, kita tidak tahu," katanya mengungkapkan.
Agus menjelaskan, ia tidak menguji coronavirus tersebut sampai ke tahap patogenitas, sehingga tidak diketahui apakah coronavirus yang ia temukan merupakan jenis virus mematikan atau tidak.
Update: 361 Meninggal Dunia, 17 Ribu Terinfeksi
Jumlah korban Virus Corona hingga hari ini, Senin (3/2/2020), telah mencapai 361 orang meninggal dunia dan 17.238 dilaporkan terinfeksi.
Dikutip The Guardian,dari sebuah outlet berita China, Tencent, melaporkan perkembangan data terbaru ini. Jumlah korban meninggal dunia sudah kembali mengalami peningkatan sebanyak 56 kasus, setelah di hari sebelumnya, Minggu (2/2/2020), tercatat korban meninggal sebanyak 305 orang, termasuk orang pertama meninggal yang berasal dari luar China.
Dengan jumlah tersebut, korban wabah ini telah melampaui jumlah kematian SARS yang tercatat di China selama epidemi, yaitu sebanyak 349.
Jaringan Global TV China mempublikasikan sebuah grafik yang menunjukkan perkembangan infeksi di Provinsi Hubei dan Wuhan.