PSM Makassar

Aksa Mahmud Makan Durian Bahas PSM Makassar, Perombakan Tim, Pelatih Baru, dan Kompetisi Gila

Penulis: AS Kambie
Editor: AS Kambie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

awner PSM Makassar, HM Aksa Mahmud, foto bareng usai makan durian sambil bahas PSM Makassar di Jl Sungai Saddang, Makassar, Minggu (15/12/2019) malam.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Owner PSM Makassar, HM Aksa Mahmud, makan bareng durian dengan sejumlah kolega dan aktivis di Jl Sungai Saddang, Makassar, Minggu (15/12/2019) malam.

Pendiri Bosowa itu memilih memantau pertandingan PSM Makassar vs PS Sleman dari tempat makan durian pavoritnya di Makassar itu.

Aksa Mahmud tidak sempat ke Stadion Mattoanging menyaksikan langsung laga kandang terakhir PSM Makassar musim Liga 1 2019.

"Kita dari Barru, baru tiba di Makassar. Jadi teman-teman ajak makan durian di sini sambil pantau PSM," kata Aksa Mahmud.

Menurut Wakil Ketua MPR RI 2004-2009 itu, situasi PSM Makassar memang luar biasa. Kondisi Laskar Pinisi dalam keadaan kurang stabil. 

"Kita tidak bisa salahkan pemain. Kita tidak bisa salahkan pelatih. Ini situasi yang luar biasa. Bayangkan, semua pemain andalan kita silih berganti cedera, bertumbangan semua," jelas Aksa Mahmud.

Founder Bosowa Corp itu sependapat dengan mantan Pelatih PSM Makassar Darije Kalezic yang menyebutkan jadwal tanding Liga 1 2019 sebagai kompetisi gila.

"Kompetisi gila ini, Bos! Belum pulih kasihan pemain dari pertandingan yang satu, sudah harus mainkan lagi pertandingan berikutnya. Kita, pengelola juga setengah mati. Tapi, itulah Indonesia, kadang yang gila-gila yang lebih disukai," kata Aksa Mahmud.

Menurutnya, tidak ada jalan lain selain merombak total tim. Aksa Mahmud memastikan PSM Makassar akan tampil dengan wajah baru dan semangat baru dalam AFC Cup 2020 dan Liga 1 2020.

"Pokoknya kita ingin juara, Bos! Kita akan rombak total tim. Pelatih baru juga sudah ada, dari luar negeri. Nantilah manajemen yang sampaikan secara resmi," kata Aksa Mahmud.

Dia mengucapkan terima kasih banyak kepada pemain PSM Makassar yang tetap tampil penuh semangat meski melakoni jadwal tanding yang sangat padat. 

"Saya kira hasil imbang melawan PSS Sleman itu sudah wajar di tengah situasi yang kurang stabil ini. Memang seharusnya kita menang, tapi begitulah. Daripada saling menyalahkan, lebih baik kita persiapkan diri lebih awal menghadapi kompetisi selanjutnya," jelas Aksa Mahmud.

Dia menilai itulah seni mengelola klub sepakbola. Dan itulah asyiknya dunia sepakbola. 

"Sepakbola itu seperti politik. Tim sepakbola itu seperti politisi, tidak ada matinya. Harus terus semangat, pokoknya tidak ada istilah kalah. Kalaupun hasilnya tidak sesuai target, itu harus dianggap sebagai kesuksesan yang tertunda," jelas Aksa Mahmud.

Tahun 2019 ini, PSM Makassar mengalami cobaan luar biasa. Untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir, PSM Makassar tidak berada di posisi teratas dalam Liga 1.

Halaman
12

Berita Terkini