Mike Tyson akan mendapat kesempatan itu delapan tahun kemudian, tepatnya pada 22 Januari 1988.
Sayang, pertarungan tersebut datang setelah D'Amato meninggal pada November 1985.
Kali ini, giliran Larry Holmes yang memasuki senja karier. Ia menghadapi Tyson pada usia sama seperti ketika Muhammad Ali bertarung dengannya, 38 tahun.
Holmes juga telah kalah dua kali sebelum menghadapi Mike Tyson, kontra Michael Spinks lewat keputusan juri.
Memasuki pertarungan ini Larry Holmes punya catatan 48 kemenangan dan 2 kekalahan (30 ko) dan Mike Tyson (32-0, 28 ko) memegang tiga gelar juara, WBA, WBC, dan IBF.
Sebelum pertarungan, Holmes sempat sesumbar berkata bahwa ia akan memenangkan pertarungan dan masuk buku sejarah. Sementara, Mike Tyson hanya akan dikenang sebagai bocah ingusan.
"Jika menang pertarungan ini, ia akan hancur di kemudian hari," tuturnya kepada media.
Komentar ini membuat Mike Tyson tambah bersemangat.
Apalagi, ia mendapat suntikan semangat dari jagoannya pada hari pertarungan.
Idola Mike Tyson, Muhammad Ali, merupakan nama paling terkenal yang hadir ke venue pertarungan Tyson vs Holmes di Trump Plaza, Atlantic City.
Ali pun sempat naik ke atas ring dan diperkenalkan kepada para hadirin di venue. Setelah menjabat tangan Holmes sekilas, ia membisikkan sesuatu ke kuping Tyson.
"Hancurkan dia, Mike."
Langsung dari awal, Mike Tyson tancap gas. Ia jauh lebih muda, kuat, dan lincah ketimbang Holmes.
Holmes berkali-kali berusaha merangkulnya untuk melepas tekanan.
Namun, dominasi Mike Tyson memuncak pada ronde keempat. Ia melepas kombo jab dan pukulan tangan kanan yang membuat Holmes jatuh.