KPID Sulbar Kampanye Siaran Sehat dan Berkualitas ke Mahasiswa Unika

Penulis: Nurhadi
Editor: Syamsul Bahri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komisioner KPID Sulbar foto bersama dengan mahasiswa dan civitas akademika Unika usai kegiatan literasi media untuk mendukung siara sehat dan berkualitas.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) kembali menggelar literasi media goes to campus di Universitas Tomakaka di Jl Ir Juanda Mamuju, Kami (14/11/2019).

Literasi media Goes to Campus KPID mengangkat tema 'Mari Bumikan Siaran Sehat, Berkualitas dan Bermartabat' dihadiri ratusan mahasiswa dan civitas kampus.

Persebaya Vs PSM: Hasim Kipuw Akumulasi, Siapa Penggantinya?

Nadine Chandrawinata

Hadir Dekan Fakultas Ilmu Komputer Nazaruddin, didaulat mewakili Rektor Universitas Tomakaka menyampaikan sambutan.

Nazaruddin mengapresiasi kegiatan KPID Sulbar. Menurutnya kegiatan ini perlu dilakukan secara berkelanjutan dalam rangka mengedukasi mahasiswa soal siara yang sehat.

"Apalagi menghadapi era revolusi industri 4.0 tentu dunia penyiaran akan semakin cepat berkembang sehingga perlu memahami banyak soal KPID,"kata Nazaruddin.

Begini Contoh Surat Lamaran Pendaftaran CPNS 2019 untuk SMA SMK Diploma S1 S2, Jangan Lupa Materai

VIDEO: Pascaledakan Bom Bunuh Diri di Medan, Polres Tator Perketat Pengamanan di Polres

Komisioner KPID Sulbar Koordinator Bidang Kelembagaan Sri Ayuningsih mengatakan kegiatan ini merupakan rangkaian road show KPID ke sekolah dan kampus untuk mengenalkan KPID lebih dekat.

Komisioner KPID Sulbar foto bersama dengan mahasiswa dan civitas akademika Unika usai kegiatan literasi media untuk mendukung siara sehat dan berkualitas. (Nurhadi/tribunsulbar.com)

"Kegiatan ini akan berkelanjutan menyisir kabupaten lainnya yang ada di Sulawesi Barat sebagai upaya menggaungkan literasi media sebagai salah satu bagian pelibatan generasi muda dalam mendukung siaran sehat, berkualitas dan bermartabat,"katanya.

VIDEO: Preview Liga 1 2019 PSIS vs Bali United - Tim Tamu Percaya Diri Meski Minus 4 Pilar

Sementara Wakil Ketua KPID Budiman Imran memaparkan tugas dan kewenangan KPID dalam dunia penyiaran khususnya di Sulawesi Barat guna menunjang siaran sehat, berkualitas dan bermartabat.(tribun-timut.com).

Dalami Dugaan Pidana Aliran Sesat di Mamuju, Kombes Heri: Enak Sekali Masang Tarif Masuk Surga

Polda Sulbar terus dalami indikasi penyebaran dugaan aliran sesat di Kabupaten Mamuju dengan melakukan koordinasi intensif dengan MUI, Kemenag dan Kejaksaan.

Meski sudah ada pembelaan yang dilakukan oleh salah satu pengikut. Namun kata Direktur Intelkam Polda Sulbar, Kombes Pol Heri Susanto, pihaknya tetap mendalami soal indikasi pidana dugaan.

Pasalnya, lanjut dia, aliran kepercayaan ini diduga pernah bermasalah di Bontang, Kalimantan Timur.

• Video Durasi 30 Detik, Polisi Duel 2 Anggota TNI di Tengah Jalan, Warga Menonton, Begini Akhirnya?

"Sumber mengatakan dia memang dari Bontang. Enak sekali masang tarif masuk surga. Kita komunikasikan dulu dengan penyidik soal dugaan pidananya adakah memang mengarah ke aliran sesat itu," kata Kombes Pol Heri Susanto via telepon.

Kombes Heri mengaku pihaknya menunggu jadwal rapat koordinasi dari Kejaksaan sebagai leading sektor utama Tim Pengawasan Terhadap Aliran Sesat dan Aliran Keagamaan dalam Masyarakat (Pakem).

Pakem beranggotakan pejabat Kejaksaan Negeri, MUI, Kemenag dan FKUB.

• Tanpa Dutra dan Hansamu Yama, Pelatih Persebaya Tetap Optimis Kalahkan PSM Makassar

"Kami sudah meminta keterangan dari beberapa pengikut pengajian ini namun baru sebatas pengumpulan bahan dan keterangan,"katanya.

Pihakhya, kata dia, menunggu bagaimana kesimpulan Tim Pakem terkait keberadaan aliran ini.

"Kita sudah tembuskan surat ke Kemenag agar mewaspadai ajaran ini,"ucapnya.

• Ormas di Banten Polisikan Atta Halilintar, Kasus Dugaan Penistaan Agama: Lecehkan Gerakan Salat

Ketua MUI Mamuju KH Namru Abdar mengatakan pihaknya sudah melakukan sosialisasi ke tokoh masyarakat di Mamuju agar pengajian yang dipimpin oleh Abdul Rasyid asal Bontang ini diwaspadai.

Pihaknya bersama Kemenag Mamuju rutin melakukan imbauan. Apalagi saat ini ada momentum Maulid.

"Kita selipkan agar masyarakat mewaspadai ajaran ini,"katanya.

• Wanita Ini Lupa Pakai Celana saat Warungnya Ditabrak Truk, Padahal Lagi Melayani saat Kejadian

Namru Asdar berharap agar pengikutnya segera bertaubat karena informasi yang diterima dari laporan masyarakat ajarannya menyimpang dari ajaran pokok Islam.

"Kita mengimbau saja agar bisa kembali, tidak terpengaruh lagi dengan paham seperti itu. Bertaubat dan kembali ke jalan yang benar,"ujarnya.

Informasi yang dihimpun Tribun-Timur.com, guru aliran kepercayaan itu Abdul Rosyid pernah ditolak di Bontang pada 2016 lalu.

• Lepas Rombongan Terios 7 Wonders, Amelia Tjandra: Kita Explorer Destinasi Wisata Kolaka

MUI, Polres dan DPRD di Bontang turun tangan menangani polemik tersebut. Sebab dinilai membuat masyarakat resah.

Data yang dihimpun, disana (Bontang) juga memungut uang kepengikutnya hingga Rp 800 ribu.

Bahtiar Salam (salah satu khalifah) aliran kepercayaan yang diduga sesat membantah dan tidak menerima aliran kepercayaannya dituduh sesat oleh pihak kepolisian, MUI dan Kemenag Kabupaten Mamuju.

• Alasan Lima Remaja Makassar Pilih Maros sebagai Lokasi Jambret

Meski begitu, Bahtiar Salam mengaku siap hadir memberikan klarifikasi atas tuduhan tersebut jika dipanggil oleh pihak berwenang.

"Kami tidak perlu memberikan tanggapan terlalu jauh. Intinya kami siap dipanggil oleh pihak yang berwenang untuk memberikan penjelasan supaya jangan bias termasuk MUI,"ujarnya dihubungi via telepon Tribun-Timur.com, Selasa (12/11/2019).

Menurut mantan Kepala Desa Bala-balakang Mamuju itu, tidak ada hak manusia mencap atau menuduh orang lain sesat.

"Itu hak atau otoritas Allah apakah manusia itu sesat atau tidak,"singkatnya.

• Hadiri Konferensi Nasional Penerima Beasiswa Bappenas di Jakarta, Wagup Sampaikan ini

Terkait dugaan menjanjikan pengikut ajaran dapat ketemu tuhan lewat cahaya, kata Bahtiar, pihaknya hanya ingin menjelaskan jelaskan kepada pihak berwajib.

"Karena ini soal hakikat, jangan dibawa ke pengertian syariat, guru kami memang mengajarkan khusus hakikat, tetapi guru tak pernah melarang orang bersyariat karena itu semua harus dilaksanakan. Tidak boleh ada yang meninggalkan,"kata Bahtiar.

"Kami berharap jangan menciptakan istilah yang mereka (aparat) buat sendiri, lalu menudingkan kepada pihak yang engkau tuduh sesat,"sambung.

Kata dia, intinya pihaknya menghormati hukum, jika pihak berwenang yang memanggil akan hadir memenuhi panggilan itu.

• 5 Zodiak Ini Termasuk Leo Suka Berkomunikasi Lewat Gerakan Tubuh, Scorpio Genit dengan Kedipan Mata

"Insyaallah kami siap hadir, termasuk MUI jika memanggil untuk sidang. Tolong jika memuat ini berita pake dugaan jangan langsung mengatakan ada aliran sesat di Mamuju, karena jangan sampai media massa yang membuat resah masyarakat,"tuturnya.

Terkait tuduhan ajaranya hanya mengajarkan salat wajid hanya dua waktu, jika junub tak perlu mandi wajib dan jika salat tak perlu melafalkan Allahu Akbar, Bahtiar Salam membahtar keras hal itu.

"Setahuku guru tidak mengajarkan itu. Sepertinya yang dimaksud MUI dalam berita yang menyebar bukan golongan kami. Tapi ajaran lain, karena katanya memang ada yang datang dari Pulau Karampuang,"tuturnya.

• 47 Link Download Pendaftaran CPNS 2019 Kementerian dan Lembaga Pusat, Cek Formasi & Jurusanmu!

Namun Bahtiar mengakui nama yang disebut dalam surat Polda Sulbar atas nama Rasyid yang diduga sebagai guru penyebar aliran kepercayaan yang diduga sesat adalah gurunya.

"Iya memang itu guru kami dari Bontang. Tapi jangan anggap dia pendatang dia itu asli Mandar. Bapaknya orang Taramanu dan Ibunya Karampuan,"katanya.

Bahtiar menyesalkan MUI dan Kemenag yang langsung mengeluarkan statemen bahwa kami sesat.

"Apa sudahnya kalau mereka ini panggil kami, untuk duduk bicarakan sapa betul yang sesat. Allah lebih tahu siapa yang sesat, dan siapa yang diberi petunjuk, tapi kalau MUI ingin memperjelas tidak ada masalah. Kami siap hadir mengikuti sidang,"tegasnya.

• Pertama Kali Naik Pesawat? Agar Tak Bingung di Bandara, Simak 10 Panduan Praktis Ini

Soal pembayaran, kata dia, memang ada dalam proses pengajiannya, namun bagi dia itu hal yang wajar saja.

"Pmbayaran itu jangan kaget karena dalam islam itu dikenal sedekah. Adabnya kalau kita belajar sama guru harus mengeluarkan sakat. Transportasi guru datang di Mamuju. Tapi itu juga tidak ada paksaan, tapi setahu saya dimana-mana menerima ilmu pasti keluarkan sakat. Karena masa tuan rumah pengajian yang diberatkan,"jelasnya.

Kepala Kemenag Mamuju, Syamsuhri Halim memastikan aliran yang saat ini heboh di Mamuju dipastikan sesat. Karena tidak sesuai dengan ketentuan dan memiliki amaliah yang berbeda dari ajaran Islam sehingga dikatakan menyimpang.

"Sebuah aliran menyimpang dari ketentuan. Ajaran pokoknya adalah Islam, tetapi dia menyimpang dari pokok ajaran islam, baik secara Rububiyyah dan Uluhiyyah," katanya.

Syamsuri juga menyebutkan itu ajaran aliran itu mencoba memberikan tafsiran tentang tuhan secara materil. Dalam bentuk penjelasan terukur. Padahal kata dia, bicara tentang tuhan kita bicara tentang inmateril, tentang keyakinan.

"Tidak bisa diukur, terukur kan berarti berada di antara ruang waktu. Kita hanya mengatakan tuhan itu ada karena yakin dengan penjelasan kitab suci,"tuturnya.

Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Sulawesi Barat, Nur Salim Ismail mendesak semua pihak terkait segera mengambil sikap. Sebab sudah mengarah pada kondisi yang meresahkan warga.

"Sebaiknya tim Pakem segera mengambil tindakan. Tentu dengan prosedur yang berlaku. Tugas Kemenag dan MUI memanggil untuk klarifikasi, karus kita dorong agar tetap dialogis,"tutur Nur Salim Ismail.

Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @nurhadi5420

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

Berita Terkini