TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Asriah (62) tidak menyangka putra semata wayangnya Albayan (31) tewas dengan kondisi yang mengenaskan.
Ibu yang mengaku bekerja di Pengadilan Agama Soppeng, itu mendapati putranya Albayan dalam kondisi tergantung di depan kamar lantai dua rumahnya.
Berada di Komplek Kumala Permai, Blok M Nomor 7, Jl Muhammad Tahir, Makassar, Jumat (8/11/2019) sore.
• Siswa Sekolah Kristen Ipeka Bersih-bersih Losari Rayakan HUT Makassar
• Beginilah Nasib Dewi Tanjung Jika Dilapor Balik Novel Baswedan ke Polisi
"Saya juga tidak tahu apa masalahnya, tidak ada juga pernah nacerita sama saya," kata Asriah.
Menurutnya, sudah tiga hari terakhir panggilan ponselnya tidak direspon oleh sang anak Albayan.
"Tiga harimi, empat harimi dengan ini tidak naangkat telponku," ujarnya sambil terisak.
Rekan sekomunitas Albayan di komunitas pecinta kucing Castel, Rehan (23).
Menurut Rehan, tiga hari terakhir, Albayan sebelum ditemukan tewas sempat mengirim pesan melalui whatsApp ke Rehan.
Pesan itu sampai ke ponsel Rehan pada larut malam tepatnya tanggal 5 November 2019.
"Terkahir saya dichat whatsApp sama dia (Albayan), tiga hari lalu tanggal. Dia kirimiki gambar assalamu alaikum, tapi saya tidak balas karena tidurma, subuhnya baru saya baca," ujar Rehan ditemui di TKP.
Semenjak itu, lanjut Rehan, ia dengan Albayan sudah tidak lagi berkomunikasih
Rehan tidak menyangka, Albayan meninggal dunia dalam kondisi yang cukup tragis.
Pasalnya, kata Rehan, Albayan dikenal sosok yang baik, ramah, mudah bergaul dan tidak pernah mencari-cari masalah.
• Siswa Sekolah Kristen Ipeka Bersih-bersih Losari Rayakan HUT Makassar
• Beginilah Nasib Dewi Tanjung Jika Dilapor Balik Novel Baswedan ke Polisi
"Baik sekali orangnya kasihan, taat beribadah (salat), ramah, tidak pernah cari-cari masalag sama orang," ujarnya.
Sepengetahuan Rehan, selain pecinta kucing, Albayan juga memiliki usaha air mineral (kangen water).