PLN Aksi Cabut Meteran Listrik, SMK dan Warga Maros Protes, Siswa di Asrama Belajar Pakai Lilin

Penulis: Ansar
Editor: Syamsul Bahri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswa SMK Widya Nusantara Maros, memperlihatkan tempat meteran yang telah dicabut PLN Maros

TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - PLN Rayon Maros, tiba-tiba membuat sejumlah warga geram. Pasalnya, petugas tiba-tiba mencabut meteran listrik, Kamis (7/11/2019) kemarin.

Hal itu membuat sejumlah warga yang ada di Kecamatan Mandai dan Turikale, menyerbu PLN.

Gempa Kembali Guncang Mamasa, Peserta Rapat di DPRD Sempat Kaget

KUA-PPAS Pemkab Mamasa Munuai Penolakan Banggar, Ini Masalahnya

LINK LIVE STREAMING RCTI TV Online Timnas Indonesia U19 Vs Hong Kong Jam 19.00, Akses Disini via HP

Penumpang Ngamuk di Bandara Sultan Hasanuddin, Manajemen Sriwijaya Air Masih Bungkam

Kumpulan Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H, Cocok Jadi Status WhatsApp, Instagram, Facebook

Termasuk pihak dari SMK Widya Nusantara. PLN melakukan pencanbutan meteran tanpa pemberitahuan. Hal itu dinilai menyalahi prosedur.

Kepala SMK Widya Nusantara, Diah Indah Suryandari, Jumat (08/11/2019) mengaku kecewa dengan aksi 'premanisme' PLN.

Meteran listrik dicabut secara sepihak oleh PLN.

Tanpa tanda-tanda atau pemberutahuan, petugas hanya datang ke sekolah dan langsung mencabut meteran. Padahal petugas hanya membawa surat pemutusan sementara.

"Kami sangat keberatan atas aksi PLN. Selama ini kami tidak pernah ada masalah. Kami akui manunggak. Tapi baru satu bulan. Tapi kok mereka bilangnya sudah dua bulan," katanya.

Diah mengatakan, pembayaran tagihan listrik sekolahnya jatuh tempo setiap tanggal 20.

Aksi PLN merugikan sejumlah siswa termasuk guru. Siswa yang menginap di asrama sekolah terpaksa menggunakan lilin.

Padahal siswa tersebut juga ingin belajar. Siswa juga tidak bisa istrahat, akibat kipas angin tidak berfungsi.

"Hingga saat ini, belum ada itikad baik PLN untuk memasang meteran. Padahal kami sudah lunasi semua tunggakan," katanya.

Pihak PLN tidak mau memasang kembali meteran listrik di sekolah tersebut. Kecuali membolehkan pemasangan listrik prabayar atau token.

"Setelah dicabut itu, kami langsung pergi bayar. Tapi malah kita mau dipasangkan listrik prabayar. Kami menolak," lanjutnya.

Atas hal tersebut, pihak sekolah sudah mendatangi Polres Maros. Pihak sekolah datang melapor.

Laporan atas dugaan pengrusakan yang dilakukan oleh PLN.

Halaman
12

Berita Terkini